Cawas (klatentv.com) – Karnaval Budaya Grebeg Pasar Tradisional di Pasar Masaran Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten digelar Sabtu (5/8/2023).
Grebeg Pasar ini dikoordinir oleh Paguyuban Wangi (Warung Wengi), yaitu para pedagang Pasar Masaran di Cawas. Ini adalah kegiatan yang ke delapan kalinya.
Walaupun sebenarnya sudah diawali 10 tahun yang lalu, tetapi karena dua tahun terakhir ada pandemi Covid19, maka Grebeg Pasar ditiadakan. Dan baru pada tahun 2023 ini diadakan lagi untuk mensyukuri keberhasilan Pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid19.
Ketua Panitia Grebeg Pasar, “Mbilung” Triyanto mengatakan, tahun ini, Paguyuban Wangi mengadakan kembali gelar budaya untuk menggalang kebersamaan di tengah masyarakat yang sudah terjalin dengan baik di Kecamatan Cawas.
“Tahun ini kita mulai menggeliat lagi untuk berkegiatan dalam hal seni budaya, agar dengan ini masyarakat bisa mengembangkan paguyuban dan persaudaraan,” katanya di tengah riuhnya masyarakat yang hadir.
Dari antara sekian banyak pengisi atraksi karnaval, umat Paroki Santa Maria Assumpta Cawas ikut meramaikan kegiatan karnaval budaya ini. Tidak kurang dari 60 umat Gereja Cawas mulai dari anak-anak PIA, PIR dan para pendamping serta Paguyuban Lansia dan Santa Monika ikut dalam barisan karnaval.
Tidak ketinggalan Pastor Paroki Cawas, Rama Alexander Joko Purwanto, Pr ikut mendampingi kontingen Gereja Maria Assumpta Cawas (GMAC). Rama Joko ikut berjalan kaki mulai start di depan Pasar Masaran yang dibuka oleh Camat Cawas, Moh. Prihadi.
Karnaval dimulai dengan iring-iringan gunungan yang dirangkai dari sayur dan buah-buahan serta jajanan pasar. Kemudian diikuti kelompok drum band ibu-ibu dan kelompok lain termasuk umat Paroki Cawas.
Rama Alexander Joko Purwanto, Pr menjelaskan, tentu ada maksud dan tujuan mengapa umat Paroki Cawas ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan ini,
“Umat Katolik adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Kami juga ingin terlibat dan hadir di tengah masyarakat. Sebelum pandemi kami juga pernah mengikuti acara gelar budaya ini. selama dua tahun pandemi, acara ini kosong. Sekarang kami ikut kembali,” ujar rama.
Rama Joko mengatakan, dengan melibatkan diri dalam kegiatan warga, maka umat Paroki Cawas dapat saling bersilahturahmi, saling mengenal dan bersaudara dengan semua orang.
“Maka kami mengangkat tema “Nandur rukun sugih sedulur. Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.” Dengan mengusung tema ini kami ingin menyuarakan kerukunan, toleransi, kebersamaan dan persaudaraan. Indonesia adalah rumah bersama yang harus dijaga oleh semua warga. Tema ini sangat cocok untuk menyongsong Tahun Pemilu 2024,” jelas rama.
Masyarakat sangat antusias menyambut karnaval yang melewati sepanjang jalan utama di Cawas itu. Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. (*)