Jogja(klatentv.com)-Pentas peringatan 105 tahun Krida Beksa Wirama (KBW) digelar di Dalem Tedjokusuman, Yogyakarta, Selasa (29/8/2023) malam dengan tema ‘Futuristik’. Tiga repertoar ditampilkan, yakni tari Sekar Pudyastuti, beksan Sekar Pudhak Tunjung Biru, dan Wayang Wong Topeng ‘Manggala Suta Hambuka Praja’. Seluruhnya yang melibatkan sekitar 100 penari dan pengrawit.
Ketua Panitia RM Condroyono menyebutkan, judul ‘Manggala Suta Hambuka Praja’ merupakan suryasengkala tahun berdirinya KBW, 1918.
Condroyono menyebutkan, KBW didirikan dua putra Sri Sultan Hamengku Buwono VII yakni BPH Surjodiningrat dan BPH Tedjokusumo pada 17 Agustus 1918. Keduanya mendapat izin dari HB VII untuk mendirikan paguyuban tari klasik gaya Yogyakarta agar kesenian tersebut tidak hanya di dalam Kraton tapi bisa disebarluaskan dan berkembang lebih luas. Kegiatan dipusatkan di Dalem Tedjokusuman.
“Ini menunjukkan sikap futuristik sudah menjadi pemikiran beliau-beliau,” katanya.
Condroyono mengingatkan agar semangat mengembangkan tari klasik tidak berhenti meski diakui budaya selalu berkembang. Budaya asing, akulturasi, terutama perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada budaya termasuk tari klasik.
“Tinggal kita mau hanyut atau tidak,” tambah Condroyono.
RM Haka Astana Mantika Widya, Pelindung KBW, mengatakan, paguyuban tari ini salah satu alat perjuangan dari bangsa Indonesia yang dipelopori oleh tembok Kraton. HB VII mengizinkan kedua putranya untuk mendidik penari di luar Kraton sekaligus memperjuangkan melalui kebudayaan. Tari yang merupakan artefak dinamis patut dilestarikan untuk mempersatukan setelah Mataram dibagi menjadi empat pada 1755. Belanda berharap empat bagian dari Mataram itu tak bisa berkumpul. Nyatanya melalui kebudayaan tetap bisa bertemu.
Ketua KBW RAy Nawangsasi Notohadiprawiro mengakui KBW pernah cukup lama vakum.
Salah satu penyebab, sempat tak memiliki tempat berlatih karena digunakan untuk Konservatori Tari (Konri) yang pernah menjadi SMKI dan sekarang SMK 1 Kasihan, Bantul. Sekarang latihan rutin di Jalan Tirtodipuran. Selain Dalem Tedjokusuman sudah dimiliki pihak lain, juga tidak tersedia gamelan