Banjir Lahar Dingin Skala Besar Terjang Kaliworo, Jalur Terputus

DSC01469 DSC01462 DSC01465 DSC01467KlatenNet – Banjir lahar dingin Gunung Merapi, dengan intensitas besar rabu sore menerjang Kaliworo, Klaten. Akibatnya, lima jalur transportasi antara Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo sempat tertutup beberapa jam, akibat material gunung merapi melewati atas DAM Sabo.

Banjir lahar dingin Gunung Merapi ini, dipicu hujan deras di kawasan puncak sejak pukul dua siang. Material berupa pasir dan batu besar ikut larut di alur sungai, dan memenuhi lubang galian para penambang. Akibatnya, alur sungai Kaliworo di Kemalang ini, kini kembali dipenuhi material Merapi. Material banjir juga meluap dan melewati atas DAM sabo. Meski sangat membahayakan, namun dengan menuntun sepeda motornya, sejumlah warga nekad melintas melewati atas DAM Kendalsari, Kemalang. Dengan dibantu para relawan Merapi, warga nekad menyeberang, karena jalur ini satu satunya jembatan terdekat menuju desa mereka.

Di Kaliworo ini, sedikitnya lima jalur perlintasan transportasi, yang berada di atas DAM Sabo,  terputus hingga tiga jam. Jalur tersebut diantaranya jalur di atas DAM Karangbutan, Sidorejo, Kemalang, jalur di DAM keempat yang berada di Desa Kendalsari, jalur Desa Pejenan, jalur DAM Sukorini, yang menghubungkan kecamatan Manisrenggo dan Kemalang, serta jalur transportasi di Desa Borangan, Manisrenggo. Hingga rabu petang, dua jalur tranportasi di Desa Borangan dan Sukorini masih belum bisa dilewati. Puluhan kendaraan roda empat maupun roda dua mengantri , dan berharap banjir segera surut. Aliran lahar dingin ini, merupakan banjir lahar dingin kedua terbesar, selama musim hujan tahun ini.

Banjir lahar dingin kali ini, membawa material vulkanik dan potongan-potongan kayu sisa erupsi besar Gunung Merapi. Selama ini, bisa dipastikan material itu masih menumpuk di kawasan puncak Merapi. Para relawan pun tampak sibuk membersihkan material sisa erupsi agar aliran DAM Sabo kembali lancar. Banjir lahar dingin ini, sekaligus menjadi berkah tersendiri para warga. Meski belum surut, warga langsung berhamburan mengambil pasir Merapi, dan dinaikan ke dalam truk.