Klatentv.com- Pernikahan di Bulan syuro oleh sebagian kalangan dianggap pantangan, namun tidak demikian yang dilakukan pasangan suami istri warga dukuh krajan desa jomboran klaten tengah kabupaten klaten lasiem ( 64 tahun) dan wardi siswanto (64 tahun). Ia nekat menggelar acara pernikahan di bulan syuro, tak tanggung tanggung yang dinikahkan bukan anaknya namun sepasang makluk ghoib.
Warga masyarakat Dukuh Krajan, RW 09/RT 01, Desa Jomboran,Kecamatan Klaten Tengah, Minggu, (25/10) dibuat gempar. Pasalnya, salah satu warganya punya hajatan mantu menikahkan anak ghoibnya bernama hardiyem dengan perjaka yang juga dari dunia lain dari wilayah Pantai Selatan, Joko Purnomo.
Seperti layaknya orang punya hajatan mantu, puluhan warga masyarakat sekitar berbondong-bondong menghadiri undangan sekaligus ingin menyaksikan bagaimana prosesi pernikahan yang dianggap tak wajar ini di rumah Mbah Lasiyem.
Pada pukul 14.15 Wib, suasana mistis dan sangat sakral menyelimuti rumah Mbah Lasiyem mengiringi prosesi pernikahan, yang dilakukan oleh Tukimin (55) Modin/kaum di dukuh setempat. Dalam prosesi pernikahan gaib ini mempelai putri Hardiyem dilakukan Mbah Lasiyem dan mempelai putra, Joko Purnomo dilakukan Mbah Wardi Siswanto (64) tak lain pak RT sekaligus suami Mbah Lasiyem. Dengan bacaan Surat Alfatihah dan bacaan dua Kalimat Syahadad prosesi pernikahan ghoib ini dinyatakan sah.
Dijumpai usai ijab Kobul, Mbah Lasiyem, menceritakan bahwa awal mula hajatan menikahkan anak ghoibnya yang dianggap sebagian warga tak wajar ini, berawal sejak sekitar 25 tahun yang lalu ketika dirinya pulang dari sawah melewati sungai dekat dukuhnya. Ketika penglihatanya menatap sebuah buntalan plastik, hatinya tergerak untuk memungutnya.
Alangkah terkejutnya, ketika dibuka, ternyata isi buntalan itu adalah orok bayi miskram, yang di buang di kali oleh orang tuanya. Dengan perasaan iba, Lasiyem kemudian membawa bungkusan orok banyi miskram tersebut kerumah untuk di kebumikan.
Sekitar sepuluh tahun lalu, Orok miskram itu sudah berusia remaja, dan mengatakan akan membantu dan ikut dengan Mbah Lasiyem. “Asal tidak mengganggu kalau mau ikut, ya boleh saja,”tutur Mbah Lasiyem.
Pada kenyataannya, masih kata Mbah Lasiyem, setiap kesulitan yang menimpa kehidupan rumah tangganya, selalu bisa teratasi dan berjalan lancar. Sejak satu tahun yang lalu, Hartiyem berkata kepada Mbah Lasiyen untuk mencarikan jodoh , bahwa saat ini dirinya sudah dewasa ingin menikah dan menginginkan seorang laki-laki pendamping hidup. Pada akhirnya, Hartiyem bisa menemukan tambatan hatinya Si Joko Purnomo di Pantai Baron, Wonosari, Gunung Kidul.
Dan hari ini, prosesi pernikahan antara Hartiyem dan Joko Purnomo sudah berlangsung. “ Atiku wis plong, seneng, bungah wis isoh ngleksanakke nikahke anakku. ( Hati saya sudah merasa senang dan bahagia sudah melaksanakan menikahkan anaknya) ,” tuturnya.
Lebih lanjut kata Mbah Lasiyem, setiap kali Hardiyem ikut dengannya, syaratnya berupa kembang setaman dan air untuk makan dan minum sebagai mediasi dirinya menyatu dengan roh anaknya Hardiyem. “Ini sungguh-sungguh, saya tidak bohong,” pungkasnya