Gantiwarno (klatentv.com)_Bekerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan gaji yang sudah lumayan tidak selamanya membuat seseorang betah dan kerasan. Apalagi bagi mereka yang sudah bekerja, namun keluarga tidak berada di sampingnya.
Itulah yang dirasakan Handaru Jati (30), owner Ciptahadi Karya Farm yang bergerak di peternakan domba dan kambing.
Setelah sekitar 5 tahun bekerja di Asuransi Jiwasraya, ia memutuskan untuk resign (berhenti) dan memilih beternak domba dan kambing di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, tempat kelahirannya.
“Saya bekerja di BUMN sekitar 5 tahun, dari tahun 2015 sampai tahun 2020. Saya bekerja di Asuransi Jiwasraya. Saya resign pada April 2020, dan pada bulan Mei 2020, saya memulai beternak domba dan kambing. Saat itu pasca pandemi Covid 19. Jadi boleh dibilang, ini berkah pandemi,” katanya saat ditemui, Kamis (1/6/2023).
Lulusan Jurusan Teknik Industri Telkom University Bandung itu menceritakan, keputusannya untuk resign dari BUMN dan beralih menjadi peternak domba dan kambing itu tidak mudah. Karena ia yang biasanya bekerja di kantor, tetapi sekarang harus bekerja di tempat yang kotor dan memelihara domba dan kambing.
“Bisnis peternakan domba dan kambing ini adalah sesuatu yang baru bagi saya. Maka saya belajar pelan-pelan terkait teknis, manajerial, marketing, relasi, dan sebagainya. Dan alhamdulilah, dari 25 ekor, sekarang sudah jadi 570 ekor. Dari 1 kandang, kini sudah mempunyai 3 kandang, dengan 9 karyawan,” ujarnya.
Suami dari Nur Aini ini menyampaikan, ada sejumlah alasan mengapa ia memilih resign dari BUMN dan menekuni ternak domba dan kambing. Pertama, karena ia ingin dekat dengan keluarga. Sebab, istrinya (keluarganya) tinggal di Klaten. Kedua, potensi dan sumber daya untuk beternak domba dan kambing ini ada di sekitar rumahnya. Seperti adanya lahan kosong yang tidak mengganggu atau berdampak sosial pada warga sekitar. Dan ketiga, peminat menjadi peternak domba dan kambing ini sangat kurang.
“Padahal (jadi) peternak itu keren. Kita bisa mencari rejeki dari ternak itu. Dan sebagai seorang Muslim, beternak itu dianjurkan oleh Rasulullah,” ucapnya.
Pria yang sekarang tinggal di Perumahan Taman Anggrek Buntalan, Klaten ini menyatakan, Ciptahadi Karya Farm sekarang sudah mempunya 3 kandang. Kandang 1 dan 2 berada di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Dan kandang 3 di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno. Kandang 1 untuk breeding atau pengembangbiakan, kandang 2 untuk fattening atau penggemukan, dan kandang 3 untuk breeding dan fattening.
“Kita penginnya usaha dari hulu ke hilir. Kita menerima pesanan hewan qurban, untuk aqiqah, untuk tasyakuran, dan untuk warung sate. Untuk bisnis di hilirnya kita fokus ke pengolahan daging, karena kita punya warung sate kambing di sekitar kantor Kecamatan Trucuk. Sekarang kita punya 130 ekor di kandang 1, 70 ekor di kandang 2, dan 350 ekor di kandang 3,” paparnya.
Ayah satu anak ini menjelaskan, untuk menjaga kesehatan domba dan kambingnya, ia biasa memberikan treatmen rutin, seperti pemberian vitamin, antibiotik, anti parasit, dan obat cacing secara periodik.
“Saya menggunakan pakan kering. Tetapi untuk adaptasi, kita juga pakai sedikit hijauan. Kita juga tambahkan energi dengan menggunakan air gula jawa. Setiap dua minggu di-treatmen. Dan setiap hari dikontrol. Agar domba dan kambing saya selalu baik dan sehat,” ungkapnya.
Handaru Jati mengatakan, modal awal yang ia gunakan untuk memulai usahanya ini sekitar Rp150 juta. Dan ini untuk membuat kandang, operasional, dan membeli anakan domba dan kambing.
“Untuk omzet per bulannya fluktuatif. Tapi target saya, setiap bulan bisa menjual minimal 40 ekor. Kalau betina sembelih potong, harganya antara Rp1,2 juta sampai Rp2 juta. Ini untuk kuliner, aqiqoh, dan sebagainya,” tandasnya.
Idul Adha
Handaru menambahkan, pada Idul Adha kali ini, permintaan akan hewan qurban diperkirakan meningkat. Apalagi kalau melihat belakangan ini ada banyak sapi yang sering terkena penyakit.
“Maka kita bersemangat menyambut peluang yang bagus itu. Kita siapkan stok domba dan kambing terbaik kita. Di kandang ini kita siapkan 120 ekor bagi sohibul qurban yang ingin kurban domba atau kambing. Harganya dari Rp2 juta sampai Rp10 juta. Sedang untuk kelas super harganya Rp15 juta,” jelasnya.
Handaru mengemukakan, biasanya harga domba dan kambing ada kecenderungan naik sedikit menjelang Idul Adha. Tetapi biasanya ia mematok harga dari timbangan (daging), dan itu cenderung sama.
“Pengalaman kita selama 3 tahun ini, alhamdulillah, stok bisa habis, bahkan sampai kurang. Kita belum bisa memenuhi permintaan dari sohibul qurban. Karena kita fokus mencari pasarnya itu end user pasar retail, yaitu sohibul qurban, atau pengguna pribadi. Kita belum mengambil pasar kolektif, karena kita concern di kualitas masing-masing ternaknya,” paparnya.
Ia mengutarakan, dari domba atau kambing yang disediakan, sudah ada 40 orang yang memesan. Mereka dari Jogja, Solo Raya, dan Klaten. Adapun jenis domba yang disediakan ada yang bertanduk, tidak bertanduk, jenis Texsel, Merino, Garut, lokal, Priyangan, ekor tipis, ekor gemuk dari berbagai jenis genetik domba. Sedang kalau kambing jenis Jawarandu.
“Paling favorit yang disukai sohibul qurban adalah domba Texel atau Domba Garut. Karena secara postrur besar, beratnya bisa mencapai 70 sampai 80 kg. Sedang kisaran harga har per kilonya bisa mencapai Rp110 ribu. Kalau domba super itu harganya Rp5 juta sampai 8 juta. Kita stok sampai 30 persen,” ungkapnya.
Handaru menambahkan, penjualan domba atau kambingnya dilakukan secara offline, yaitu menggunakan brosur dan spanduk atau banner yang dipasang di beberapa lokasi. Selain itu, ia juga memaksimalkan media sosial melalui Facebook dan Instagram. Mereka yang membeli domba atau kambingnya itu disebut Sedulur Ciptahadi.
“Kita akomodir semuanya. Yang datang ke kandang kita layani. Yang tidak bisa datang ke kandang kita layani lewat WA (WhatsApp) atau melalui DM Instagram,” akunya.
Ia menyampaikan, hewan qurban biasanya dikirimkan pada H-2 atau H-1 sampai hari tasyrik. Hewan qurban dikirimkan dengan armada tersendiri. Karena dari harga yang dicantumkan sudah include (termasuk) jasa pengiriman ke lokasi.
“Biasanya kalau pengiriman (hewan qurban) ya H-2 sampai H-1, kita sertakan pakannya. Sehingga sohibul qurban tidak kerepotan mencarikan pakannya,” katanya.
Sementara itu Dwiyanto, ayah Handaru mengaku mendukung dengan keputusan dan pilihan dari anaknya ini.
“Selaku orangtua saya mendukung dengan keputusan dan pilihan anak saya itu. Saya anggap ia sebagai seorang dewasa yang sudah bisa berpikir segala sesuatunya. Saya berpikir, kalau sesuatu itu dilakukan dengan kesungguhan, insya Allah akan ada jalan. Dan alhamdulilah, sampai saat ini berkembang. Insya Allah itu suatu keberkahan. Maka saya selalu mendukung dengan niat yang tulus sesuai yang disampaikan,” ucapnya.
Mantan Korwil Pendidikan Kecamatan Gantiwarno itu pun bersyukur karena usaha yang dirintis Handaru telah berkembang hingga sampai saat ini.
“Saya bersyukur, karena usaha ternaknya terus berkembang. Tahun pertama satu kandang, tahun kedua tambah satu kandang, dan tahun ketiga ini tambah satu kandang lagi. Dan sekarang, ia sudah bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain,” katanya. (L Sukamta)
Editor: Windarto
Dwiyanto menunjukkan domba dan kambing milik Ciptahadi Karya Farm di kandang Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Kamis (1/6/2023).