Klatentv.com_Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) RM. Soedjarwadi klaten mengeluarkan Kartu Menuju Sehat Jiwa (KMSJ), Sabtu (7/2). Kartu atau buku raport ini dibuat untuk memantau kondisi kesehatan dan kemandirian pasien, setelah dirawat intensif di fasilitas kesehatan tersebut.
Lounching kartu khusus pasien rsj ini baru pertama kalinya dilakukan rsjd di Indonesia. Dan Rsjd soedjarwadi menjadi rumah sakit jiwa pertama yang membuat kartu menuju sehat jiwa ini. Berfungsi seperti buku raport, KMSJ berisikan tabel-tabel kepatuhan meminum obat, pantauan kegiatan harian ataupun kondisi emosi pasien. Pihak keluarga pasien selanjutnya tinggal mencetang pada kolom isian. Setelah lengkap selama satu bulan, maka isian tersebut akan dijumlahkan dengan formulasi khusus.
Direktur RSJD Dr. RM Soedjarwadi, Tri Kuncoro menyebut KMSJ adalah terobosan pemantauan kesehatan pasien secara mandiri. Pengisi kolom adalah keluarga dekat. Bahkan pasien juga berhak mengisi sendiri.
“Keluarga pasien akan kami ajarkan untuk mengisi KMSJ. Tujuannya untuk mengontrol tingkat kesehatan pasien pasca perawatan,” ujar tri kuncoro diruangannya.
Sementara itu, khusus bagi mereka yang tidak bisa baca maupun tulis, ia harapkan kerelaan dari para kader kesehatan. Dalam hal itu, perangkat desa, kepala dukuh dan sebagainya.
Selain sebagai pantauan bagi keluarga. KMJS juga berguna sebagai database untuk RSJD, terhadap kesehatan pasien pasca rawat inap. Sebelum adanya kartu tersebut, Kuncoro memaparkan ada mekanisme pencatatan dan home visit oleh petugas. Namun hal itu dianggap belumlah maksimal.
Menurut Kuncoro, dukungan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa/Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODGJ/ODMK), sangatlah penting. Hal itu mengingat, sekembalinya ke masyarakat pasien perlu bersosialisasi.
“Kalau istilah Jawanya ‘diuwongke’. Jadi mereka juga butuh di anggap sebagai manusia biasa dan didukung. Agar kesembuhannya bisa tercapai,” imbuhnya.
Ditanya mengenai kesadaran masyarakat memeriksakan kesehatan jiwa ke rumah sakit, ia menjawab semakin meningkat. Namun demikian, masih ada beberapa faktor seperti stigma sosial yang menghambat.
“Memang ada kecenderungan meningkat, namun ada beberapa faktor seperti sosial dan sebagainya yang masih berpengaruh negatif. Namun demikian, hal yang seperti itu perlu disingkirkan. Sebab kesehatanlah yang terpenting,” jelasnya.
Menyangkut masalah pembiayaan yang juga sering dijadikan alasan, Kuncoro memberikan jalan keluar berupa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)