Tiga Desa Terisolir Banjir, Ratusan Warga Masih Mengungsi

DSC01268DSC01263DSC01271KlatenNet – Sebanyak tiga desa di Klaten, masih terisolir akibat banjir luapan Sungai Dengkeng, tiga hari lalu. Ratusan warga pun  hingga kini masih bertahan di posko pengungsian. Ketinggian genangan air yang mengepung tiga desa tersebut rata-rata mencapai lebih dari satu meter.

Seperti inilah kondisi Dusun Muker, di Desa Melikan, Kecamatan Trucuk, Klaten. Tiga hari pasca banjir, lokasi dusun kini terisolir karena dikepung genangan air banjir. Warga pun terpaksa menggunakan perahu rakitan, atau getek yang dibuat dari pohon pisang dan bambu, untuk menuju rumah mereka.

Limpahan air ini, datang dari sejumlah titik tanggul Sungai Dengkeng yang jebol. Hingga senin siang(24/2), meski air mulai surut, namun akses menuju pemukiman warga masih terhambat oleh genangan air.  Rata-rata, ketinggian air mencapai satu meter. Sementara di area persawahan air hingga lebih dari satu setengah meter.

Akibat banjir belum surut, tercatat,  sebanyak 76 kepala keluarga, atau sekitar 260 warga hingga kini masih harus  bertahan di posko pengungsian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten akhirnya membuat dapur umum, untuk menyiapkan logistik nasi bungkus bagi warga dipengungsian, maupun warga yang masih bertahan di desa mereka, yang terkepung banjir.

Warga hingga kini masih was-was, lantaran tanggul Sungai Dengkeng yang jebol belum juga diperbaiki. Bila hujan deras sewaktu-waktu turun, dipastikan banjir akan kembali menggenangi desa mereka. Selain Desa Muker, akibat banjir Sungai Dengkeng,  hingga kini masih ada dua desa lain yang terisolir banjir. Yakni, Desa Pacing di Kecamatan Wedi, dan Desa Kragilan di Kecamatan Gantiwarno.