Anggota Dewan : Bedah Menoreh Harus Melalui 3 Poros Utama

Kulonprogo (Klatentv.com)

Program pembangunan Bedah Menoreh yang dicanangkan oleh Pemda Kulonprogo dihimbau melalui 3 poros utama yakni Poros Selatan, Tengah serta Poros Utara. Program Bedah Menoreh yang melalui sejumlah kapanewon di Kabupaten Kulonprogo dan terintegrasi dengan Obyek Wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini, setidaknya bisa menjadi sebuah pembangunan yang monumental dengan menggabungkan antara pembangunan Mikro, Mezo dan Pembangunan Makro.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang anggota Komisi 3 DPRD Kulonprogo, Pancar Topodriyo, SE disela – sela menghadiri peresmian Bank Sampah di Kalurahan Sendangsari pada Sabtu (19/9/2020). Program pembangunan Bedah Menoreh yang melintas di Kapanewon Temon, Kokap, Girimulyo, Samigaluh serta Kapanewon Kalibawang ini diharapkan juga bersinergi dengan kawasan Candi Borobudur terutama program pembangunan dari Kabupaten Magelang. “harus ada sinergitas antara poros selatan yaitu dari bandara Internasional YIA, poros utara dari Magelang dan untuk poros tengah beberapa kapanewon  di Kulonprogo yang dilintasi pembangunan itu. Kalau tiga poros ini terkoneksi, maka mempunyai dampak positif baik ekonomi maupun pariwisata ditiap kapanewon,” ungkap Pancar atau yang biasa disapa dengan PTD

Ditambahkan juga program pembangunan Bedah Menoreh ini nantinya menjadi konsep pembangunan segitiga emas yang menggabungkan pembangunan skala Mikro, Mezo serta skala Makro. “memang pemerintah perlu memiliki konsep yang komprehensif sehingga multi player effect positif dari pembangunan itu langsung dirasakan oleh masyarakat. Perlu juga dipertimbangkan adanya perluasan pembangunan dengan melibatkan Pemda Purworejo. Sehingga konsep pembangunan pemerintah bisa sesuai dengan pengembangan wisata dari YIA sampai Kawasan Stategis Pariwisata Nasional (KSPN),” tambahnya.

Sedangkan program pembangunan Bedah Menoreh yang dilaksanakan pada Tahun 2021 – 2026 ini, benar – benar menjadi magnet pembangunan, yang mampu mendongkrak ekonomi masyarakat setempat serta meningkatkan PAD Kabupaten Kulonprogo. “instansi teknis harus sudah punya rancangan dan konsep yang detail dari pembangunan itu. Apalagi di Kulonprogo juga akan ada pembangunan jalur bebas hambatan (Tol) Trase Solo – Yogyakarta – YIA sehingga pemerintah perlu memikirkan dampak pertumbuhan ekonomi warga serta permasalahan lain sehingga justru tidak merugikan masyarakat setempat. Ya kalau harapannya kedepan Kulonprogo tidak hanya sekedar dilintasi, tapi bisa menjadi obyek konsentrasi bagi warga luar daerah,” pungkas PTD. (Bhisma/KP)