Asah Jiwa Wirausaha, SD BIAS Klaten Gelar ITC, Agar Kelak Bisa Kuasai Perdagangan Dunia

Klasel(klatentv.com)-SD Bina Anak Sholeh (BIAS) Klaten menggelar International Trade by Children (ITC) di Kampus 2 Dusun 2, Desa Tegalyoso, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten (belakang Bank BNI 46 Klaten), Rabu (14/6/2023).

Kepala SD BIAS Klaten, Arif Adiyana menyampaikan, International Trade by Children ini merupakan kegiatan reguler yang diadakan setahun 2 kali. ITC ini diadakan setelah test berakhir dan menjelang penerimaan raport atau pada akhir semester.

“ITC ini rutin diadakan. Karena sudah sering diadakan, sampai tak terhitung lagi. ITC ini masuk dalam kurikulum pendidikan SD BIAS Klaten,” katanya.

Arif Adiyana menjelaskan, ITC kali ini diikuti sekitar 350 anak, dari anak SD sampai TK dan Play Group (PG). Yang berdagang adalah anak-anak Kelas 4 dan Kelas 5. Sedang yang membeli yaitu anak-anak dari PG) TK, dan Kelas 1 sampai Kelas 3.

“ITC ini hanya berlangsung selama dua jam, yaitu dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB. Ini khusus untuk anak-anak. Orangtua memang tidak diundang, tetapi orangtua yang hadir, ya dipersilahkan,” ujarnya.

Arif Adiyana menyatakan, tujuan dari ITC ini untuk mengasah jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan dan mengenalkan wirausaha sejak kecil. Sehingga nantinya mereka menjadi pedagang lintas negara, atau melakukan ekspor dan impor.

“Setelah mereka itu berdagang, mereka menjadi tahu untung ruginya. Sedang untuk adik kelas, mereka bisa belajar berhitung, menghitung uang yang dibelanjakan,” terangnya.

Arif mengatakan, persiapan gelaran ITC ini dilakukan dua bulan sebelumnya. Mulai dari membentuk kelompok, survey konsumen, apa yang dibutuhkan, merencanakan produk yang akan dijual, berlatih membuat dan mengemas produk, belajar promosi, baik promosi offline maupun online ke anak-anak PG dan TK, serta adik kelas mereka.

“Satu kelompok terdiri dari 8 sampai 9 anak. Anak-anak mengumpulkan modal, lalu diwujudkan barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan. Semuanya dihitung, lalu dibagi ke anggota kelompok. Penentuan kelompok ini diacak sehingga anak-anak bisa bekerjasama dan solid,” ungkapnya.

Arif menambahkan, produk yang dijual di ITC ini berupa aneka minuman, aneka makanan, alat tulis, mainan, dan sebagainya. Ada sosis bakar, es krim toping, mie gelas, jasuke, telar gulung, es buah, mochi, takoyaki, boba, es jeruk, air mineral, pocari, aneka juz buah, popcorn, pop ice, kentang goreng, pisang penyet keju, bola susu, es degan jeli, dimsum, es kampul, roti bakar aneka toping, dan sebagainya.

“Dagangan yang dijual ini ada yang mengambil dari orang lain, atau membuat sendiri. Tetapi kebanyakan, anak-anak yang membuat sendiri,” tandasnya.

Ada yang menarik dalam ITC kali ini. Setiap stand memakai nama-nama negara. Ada Italia, Belanda, Ceko, Prancis, Jepang, Qatar, Turki, Swiss, Rusia, Latvia, dan lain-lain.

“Harapannya, mereka tidak hanya jadi pedagang lokal. Tetapi bisa menjadi pelaku ekspor dan impor internasional. Mereka bisa menguasai perdagangan dunia. Jadi luar biasa,” harap Arif.

ITC ini menjadi momen yang istimewa bagi anak-anak. Karena selama ini, setiap hari anak-anak tidak boleh jajan. Dan memang tidak ada yang jualan di sekolah ini. Karena ada snack dari shodaqoh anak secara bergantian.

“Tetapi hari ini spesial. Anak–anak boleh jajan dan membawa uang. Setiap anak boleh membawa uang sampai paling banyak Rp50 ribu,” jelas Arif.

Arif mengemukakan, dalam ITC ini ada infak dari hasil laba yang  mereka peroleh.

“Infak ini untuk membiasakan kepada anak-anak, kalau ada nikmat dari Allah, jangan lupa 10 persennya. Infak ini dikelola oleh sekolah dan digunakan untuk kebutuhan kelas masing-masing. Misalnya mau dibelikan mainan, buku-buku perpustakaan, mereka sendiri yang menggunakan,” paparnya.

Dalam kesempatan ini, juga ditampilkan pentas seni untuk menghibur mereka yang sedang berjual beli.

“Ini untuk mengasah kreatifitas anak. Karena sekolah ada ekstrakurikuler menari, sepakbola, karate, pencak silat, dan lain-lain yang ditampilkan di sini. Jadi menjadi wadah untuk mereka tampil. Untuk menunjukkan rasa percaya diri mereka dan kreatifitasnya,” tandasnya.

Kegiatan ITC ini mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak.

Choirani Almunawaroh Cahyono, anak Kelas 5 ini mengaku senang bisa menjual bola susu, dimsum, sosis, dan nuget di ITC itu.

“Ini (ITC) bagus, karena bisa melatih jiwa enterpreneur anak-anak. Untuk melatih anak menjadi pengusaha yang baik di masa depan, melatih kemandirian, dan lain-lain. Yang pasti saya senang,” ucap Rani.

Hal yang sama juga disampaikan para orangtua murid.

Dewi Indah Wulandari, orangtua murid Kelas 5 ini menyambut positif acara ITK tersebut.

“Saya seneng banget (dengan ITC ini). Ini kan menumbuhkan jiwa wirausaha anak-anak. Karena orangtua tidak boleh membantu. Mulai dari perlengkapan, masak-masak, mereka lakukan sendiri. Orangtua yang datang, ya sebagai pembeli. Jadi nggak turun membantu (anak-anak). Ini positif banget dan sangat menyenangkan,” papar warga Karangnongko ini.  (L Sukamta)

Editor : Windarto