Klatentv.com—Pada suatu hari ditengah tidur layap-layap dibawah pohon rindang di area persawahan pak Tani mendengar bisikan, “ Ingatlah, supaya panenmu melimpah-ruah, mulai musim kemarau dan seterusnya hendaklah kamu mengadakan sesaji di Sendang ini, berupa Nasi Tumpeng dan memotong hewan kambing yang dimasak dengan bumbu Becek serta minuman Dawet.” Sekelumit penggalan cerita dongeng terjadinya Tradisi Bersih Desa Sendang Sinongko hingga sekarang tetap diuri-uri turun tumurun bagi warga masyarakat Desa Pokak.
“Tahun ini Tradisi Bersih Desa Sendang Sinongko, Desa Pokak, Ceper, dinilai menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyak warga yang tidak pulang pada perayaan kali ini. Dampaknya, penyembelihan hewan kambing yang menjadi icon Tradisi Bersih Desa Sendang Sinongko, sedikit menurun jumlahnya. Meski demikian tidak ada penyusutan jumlah kelompok, seperti biasa, masih ada 10 kelompok keluarga yang membuat stan/tenda di perayaan tradisi tahun ini,” kata Sudiman, Ketua panitia Bersih Desa Sendang Sinongko, Jum’at (28/8/2015).
Menurut Sudiman, menurunnya hajatan Bersih Desa ini, bisa dilihat dari jumlah penyembelihan hewan Kambing yang menjadi mascot Tradisi. Untuk tahun lalu mencapai seratusan ekor Kambing, kali ini hanya sekitar 67 ekor. Selain itu, karena kondisi perekonomian Nasional yang sedang tidak stabil, dibarengi dengan kemajuan jaman, kemajuan pemikiran sehingga sedikit mempengaruhi perayaan tradisi yang sudah berlangsung turun-tumurun ini. “Biasane wonge dho bali, tahun iki akeh sing dho ora bali,” ujar Sekdes Desa Pokak.
Terkait, Wakil Bupati Klaten, Hj Sri Hartini, dalam sambutannya meminta warga tetap nguri-uri dan memelihara tradisi budaya para leluhur termasuk Tradisi Bersih Desa Sendang Sinongko. Budaya kita memiliki nilai luhur, penuh dengan ajaran cinta kasih dan kegotong-royongan. Dengan tetap melestarikan budaya lokal, kita mampu membentengi diri dari pengaruh budaya luar yang kadang bisa membawa dampak negatif bagi generasi muda. “ Budaya kita memiliki niali ajaran budi pekerti yang luhur, maka selayaknya kita lestarikan dan kita jaga,” kata Wabup, mengakhiri pidatonya. (der)