Klatentv.com__ seorang ibu rumah tangga warga dusun jurukan desa trunuh, klaten selatan melaporkan seorang oknum polisi polres klaten atas dugaan pemukulan saat digelar rasia perlengkapan kendaraan di jalan raya jogja solo dusun brajan, karangdukuh jogonakan klaten.
Wiwin susilowati (32) yang saat itu mengendarai sepeda motor bersama anak balitanya melapor ke provos polres klaten, senin (15/2/2016) dengan registrasi surat tanda penerimaan laporan nomor: stpl/01/II/2016/propam.
Dalam laporanya, wiwin melaporkan anggota Satuan Lalu Lintas, Iptu Sriyanto kepada Seksi Profesi dan Pengamanan (Sie Propam) Polres Klaten, Senin (15/2) kemarin. Kejadian tersebut mencuat lantaran wiwin mengauplod foto laporanya ke jejaring sosial facebooknya yang berisi curahan hatinya atas tindakan Iptu Sriyanto, Selasa (16/2/2016) sore.
“Itu kejadiannya hari Senin 15 Februari di depan rumah makan Ilham di Dukuh Brajan, Desa Trunuh saat istri saya mau mengantar sekolah anak. Saat utu ada operasi tertib lalu lintas,” kata suami Wiwin, Sarip Nuruchman (38), yang ditemui dirumahnya Rabu (17/2/2916).
Di ceritakan sarip, kejadian bermula saat Wiwin bersama putranya yang berusia 2,3 tahun pulang dari terapi di RSJD Soedjarwadi Klaten. Dengan mengendarai motor Honda Scoopy, Wiwin mengantarkan putranya sekolah di Yayasan Al Hasna yang terletak di Jalan Raya Yogya-Klaten Km 5, Dukuh Pilangsari, Kecamatan Gondang.
Lokasi sekolah putranya yang berada di jalur utara menuju Kota Klaten (barat) membuat laju kendaraan Wiwin harus mepet mendekati median atau pembatas jalan. Sebelum menyeberang, ternyata di depan Rumah Makan Ilham di jalur menuju Yogyakarta tengah berlangsung operasi tertib lalu lintas.
“Operasinya (razia kendaraan) di kiri jalan, tapi karena arus lalu lintasnya masih ramai, Wiwin pelan-pelan hendak menuju lokasi operasi,” cerita Sarip.
Namun tak disangka, istrinya yang sembari menggendong putranya dengan selendang itu justru dipukul dengan tangan kosong dari arah samping kiri helmnya. Saat itu, Wiwin membawa SIM dan STNK lengkap, berhelm standar, dan lampu motor menyala.
“Kenapa diperlakukan seperti itu? Apa kesalahan istri saya sampai harus dipukul helmnya? Saat ditanya, Pak Sriyanto malah menunjukkan pangkat dan namanya yang tertera di seragam, dan mengatakan kalau tidak terima laporkan saya (Iptu Sriyanto),” beber Sarip menceritakan pengalaman yang dialami istrinya.
Meski saat itu polisi lain telah meminta maaf, namun akibat perlakukan polisi yang tidak semestinya itu membuat istri sarid shok. Bahkan, anak balitanya hingga malam tak bisa tidur karena ketakutan. Keluarga wiwinpun akhirnya menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus ini ke provos polres klaten,***