Grompol Jati Klaten, Tak Sepahit Tembakau Murni

Peranan industri sigaret kretek tangan ( SKT) di Klaten memberikan peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Selama sepuluh tahun terakhir, industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) telah tumbuh pesat.
Selain mampu menciptakan lapangan kerja juga membuka peluang bisnis gemilang.
Kabupaten Klaten sendiri selain dikenal di tanah air sebagai sebagai pusat produksi SKT yang berkualitas juga sebagai penyuplai tembakau ke berbagai industri rokok di seluruh indonesia bahkan hingga mancanegara.

Krisis ekonomi yang sempat terjadi keberadaan SKT tetap tidak tergoyahkan. Disaat sektor usaha lainnya mengalami penurunan, namun keberadaan industri SKT tetap eksis sehingga mampu menjaga kestabilan perekonomian bagi ribuan masyarakat di kabupaten Klaten.

Tak heran, Ribuan (6.331) petani tembakau dan buruh pabrik rokok di Kabupaten Klaten menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) hingga Rp. 7,6 miliar rupiah.

Kepala Dissosp3akppkb kabupaten klaten, Much Nasir menjelaskan BLT DBHCHT bertujuan untuk meningkatkan motivasi buruh tani tembakau dan buruh pabrik rokok tetap beraktivitas di bidang pertembakauan.

Wakil Ketua APTI Provinsi Jawa Tengah Kadarwati dan Juwandi bersama tenaga kerja lainnya sedang menyunduk daun tembakau untuk kemudian diasapkan

Adapun sentra pertanian tembakau di Klaten tersebar di 14 kecamatan. Untuk tembakau rajangan ada di kecamatan Manisrenggo dan Prambanan, sedangkan untuk tembakau asepan ada di wilayah kecamatan Trucuk dan Ceper.

Berdasarkan pantauan di salah sentra pertanian tembakau di desa Karangpakel, kecamatan Trucuk, hasil panenan tembakau sudah dipasarkan hingga ke negara – negara Uni Eropa dan Amerika. Jenis tembakau yang ditanam yakni Dark Fire Cured ( DFC) Grompol Jati untuk filter cerutu. Selain itu juga untuk bahan baku rokok kretek di Uni Eropa dan Amerika.

Kualitas tembakau DFC Grompol Jati inilah yang diinginkan oleh “pemain-pemain” atau mereka yang punya stok tembakau di Uni Eropa dan Amerika.

Bendahara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) propinsi Jawa Tengah, Juwandi mengatakan pihaknya telah menjalin kemitraan dengan PT Alliance One Indonesia (ADI) untuk mempermudah para petani menjual tembakaunya.
“Berkat kemitraan ini kami tidak kebingungan lagi dalam memasarkan hasil panenan. Karena kita sudah punya pasar yang kongkret, jadi kita tinggal menanam dengan produksi tembakau secara maksimal. Kualitas tembakau di Klaten sendiri telah di akui dunia terbukti permintaan ekspor semakin meningkat,”jelasnya.

Berdasarkan kesepakatan, PT Alliance One Indonesia siap membeli hasil tembakau di Klaten. Sekitar 50 ton sampai 100 ton tembakau kering setiap panennya. Adapun luas tanam tembakau di wilayah Klaten tahun ini sekitar 3.000 hektare, mengalami penurunan dibandingkan sebelum 2010 bisa mencapai 6.000 -12.000 hektare. Faktor cuacalah yang mempengaruhi minat petani untuk menanam tembakau.

Disisi lain Juwandi mengapresiasi adanya Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk kabupaten Klaten yang mana pada tahun ini menerima Rp 16,91 miliar. Pemanfaatannya sebagian besar yakni untuk meningkatkan kualitas bahan baku. Selain itu untuk mensejahterakan baik petani, buruh tani tembakau, serta buruh pabrik rokok.

(windarto)