Pemerintah Desa (Pemdes) Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten mengikuti Bursa Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) 2023 yang diadakan di GOR Satria Banyumas, dari Jumat sampai Minggu (12-14/5/2023).
Dalam Bursa KUKM yang mengusung tema “UKM Spirit: No Do It, No Duit” ini, Pemdes Pasung menampilkan atau menjual konsep Desa Wisata.
“Yang ditampilkan di Bursa KUKM ini sebenarnya adalah produk-produk KUKM. Tapi dalam event ini, Pemdes Pasung menampilkan sesuatu yang berbeda. Desa Pasung menampilkan, atau lebih tepatnya menjual konsep desa wisata. Yang menjaga stand juga beda. Bukan dari OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Yang menjaga standnya dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Pemdes dan BUMDes Lumintu,” kata Kepala Desa Pasung Sumarsono “Ambon”.
Kades Sumarsono menyampaikan, dalam Bursa KUKM ini Pemdes Pasung bukan semata-mata menonjolkan atau menjual produk. Misalnya kripik buah, olahan buah, kripik ikan, olahan ikan, dan sebagainya. Tetapi yang ditonjolkan Pemdes Pasung adalah menjual konsep desa wisata penghijauan dan agro.
“Secara fisik yang dibawa ke sana adalah bibit pohon. Ada macam-macam buah nangka. Kami juga bawa kripik nangka, kripik salak, kripik pisang, dan olahan ikan. Selain itu, kami juga membawa aksesoris atau cinderamata, karena kami mengangkat wisata budaya, yaitu kesenian reog. Maka kami bawa kaos, jaran kepang, pecut, ganongan, dan perlengkapan reog,” ujarnya.
Kades Pasung menjelaskan, peserta Bursa KUKM ini sifatnya ditunjuk dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Desa Pasung menjadi peserta Bursa KUKM karena menjadi desa binaan Pemprov Jawa Tengah terkait kemiskinan ekstrim.
“Dari Kecamatan Wedi hanya Pasung. Sedang dari Kabupaten Klaten ada beberapa desa yang ditunjuk. Tetapi mereka hanya kirim produknya saja. Tidak menunggu stand, seperti Pasung,” ungkapnya.
Sumarsono menyatakan, secara umum, keikutsertaan Desa Pasung di ajang Bursa KUKM ini berhasil. Antusias pengunjung yang datang ke stand Desa Pasung sangat bagus. Pengunjung merasa penarasaran dengan “produk” yang ditampilkan Desa Pasung.
“Karena kami menyajikan dengan proyektor dan dua layar TV. Yang satu layar untuk video, dan yang satu layar lainnya untuk foto dan untuk menjelaskan konsep Desa Wisata kami. Pengunjung yang datang ke stand, kami jelaskan secara detail mengenai konsep Desa Wisata Pasung. Dan secara umum, stand kami yang paling banyak dikunjungi pengunjung, karena memang interaktif. Pengunjung tidak sekadar membeli produk,” tandasnya.
Pria yang akrab disapa Ambon ini berharap, dengan mengikuti Bursa KUKM ini, kedepan, Desa Pasung semakin dikenal di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia. Ia berharap, para pemangku kebijakan, pengusaha, dan dari lini manapun bisa bekerjasama dengan Pemdes Pasung.
“Dalam Bursa KUKM ini sudah ada beberapa pengusaha yang datang ke stand, yang menginginkan kerjasama. Bahkan, kami juga ditawari untuk membuat konsep agrowisata di area Masjid Agung Semarang. Kami pun siap. Karena yang kami jual adalah konsep,” paparnya.
Ia menceritakan, saat baru menata peralatan untuk persiapan pembukaan Bursa KUKM, sudah banyak pengunjung yang datang ke stand. Seharusnya, pembukaan Bursa KUKM ini dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada pukul 13.00 atau setelah Jumatan. Tetapi pada pukul 12.00, produk bibit buah yang dibawa dari Pasung sudah habis.
Karena itu, Sumarsono lalu menelpon rumah untuk memaketkan 20 bibit buah. Paket bibit buah ini sampai di area Bursa KUKM pada Sabtu pagi. Dan pada pukul 13.00 siang, bibit buah itu sudah habis.
“Awalnya, para pengunjung itu hanya lewat, tidak mau beli. Tetapi ketika sudah dijelaskan, mereka mau membeli bibit buah aneka nangka itu. Bahkan bibit jambu kristal, alpukat juga habis semua,” jelasnya.
Tanggapan pengunjung terhadap stand dari Desa Pasung itu sangat baik.
“Pada Minggu (14/5/2023) pagi, ada OPD, yaitu Balkesmas Provinsi yang datang ke Pasung. Mereka penasaran, dan ingin langsung cek ke sini. Setelah kita jelaskan secara detail, dan cek langsung ke lokasi, mereka mau berkolaborasi dengan kita, untuk mendampingi desa binaannya. Kami pun siap,” ucapnya.
Kepada Pemerintah, Sumarsono berharap, Desa Pasung bisa diangkat, didampingi semaksimal mungkin, dan kalau perlu dicarikan investor.
“Karena potensi desa wisata ini luar biasa. Kita bisa menyaingi Westlake Resort Yogya. Selain itu, ini juga untuk menginspirasi dan memotivasi desa lain yang minim potensi alam. Bahwa ketika ada ide, inovasi dan kemauan, kita bisa memajukan desa, dan menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.
Untuk diketahui, Pemprov Jawa Tengah menyelenggarakan event Bursa KUKM 2023 di GOR Satria Banyumas pada 12-14 Mei. Bursa KUKM ini diikuti lebih dari 143 stand. Ini menjadi yang terbesar selama kurun 10 tahun terakhir.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Eddy Sulistyo Bramiyanto mengatakan, acara ini tidak hanya melibatkan pelaku UKM di Jawa Tengah saja. Pada event tersebut, juga ditampilkan hasil pendampingan OPD Provinsi Jateng terhadap desa-desa miskin binaan masing-masing.
“Ajang ini merupakan event kolaborasi antara OPD, BUMN, BUMD, OJK, Bank Jateng, Bank Indonesia dan swasta. Bursa KUKM juga sebagai bentuk laporan dari upaya kita selama 10 tahun ini mengintervensi mendampingi UKM di Jawa Tengah,” paparnya. (L Sukamta)