KASUS HAND SANITIZER BUPATI KLATEN TERUPDATE 2020

Bupati Klaten, Sri Mulyani mencuri perhatian setelah info soal hand sanitizer berstiker foto dirinya viral di media sosial. Sri Mulyani merupakan politikus PDIP yang juga menjadi bakal calon Bupati Klaten di Pilkada 2020.
Jika benar penempelan stiker bantuan tersebut untuk kepentingan politiknya, berarti Praktik politik yang pernah tenar di Amerika Serikat dengan istilah pork barrel tersebut kini dipraktekan ke kota bersinar.
Stiker Sri yang tampak mengenakan seragam dinas itu diduga merupakan botol hand sanitizer dari Kementerian Sosial (Kemensos). Akibatnya dugaan penutupan stiker kemensos tersebuat menuai protes netizen. Tidak hanya menghebohkan jagat dunia maya, Bahkan mantan pimpinan kpk laode m syarif, Gubernur jateng hingga putra bungsu presiden Ri ikut bereaksi.

Seperti apa perkembangan hand sanitizer bupati klaten ini, berikut kami rangkum berita teruapdate dari berbagai sumber:
Foto botol hand sanitizer berstiker wajah Sri itu bahkan ikut di-retweet akun mantan pimpinan KPK Laode M Syarif @LaodeMSyarif. Dalam postingan itu dituliskan dengan keterangan foto yang menyayangkan aksi tersebut.
Jika gambar ini betul:
Ini CONTOH yg mengambil KESEMPATAN KAMPANYE di tengah WABAH COVID-19.
Contoh CONFLICT OF INTEREST akut & bupati TANPA RASA MALU.
BANTUAN @KemensosRI DITEMPELI PHOTO DIRI SENDIRI.

Cuitan Laode itu juga disertai dengan menyebutkan akun Divisi Humas Polri, Ombudsman, KPK RI, Kemendagri, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Purnomo. Saat diakses detikcom, pukul 12.39 WIB, cuitan itu sudah 399 kali di-retweet dan disukai 533 orang.

Terpisah, Ketua Bawaslu Kabupaten Klaten, Arif Fathurohman mengaku sudah mengetahui soal botol hand sanitizer berstiker itu. Namun, belum ada laporan soal itu ke Bawaslu. “Berdasarkan hasil pengawasan belum ada dugaan pelanggaran. Tetapi apabila masyarakat bersedia lapor akan tetap kami tindaklanjuti,” kata Arif kepada detikcom, Senin (27/4/2020). Arif menyebut foto hand sanitizer berstiker itu memang memenuhi unsur pencitraan diri. Tapi pencitraan sebagaimana dalam UU Pilkada sifatnya kumulatif. “Tapi tidak kumulatif sebab pasangan calon wakil bupati juga belum ada,” terang Arif.

Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani saat dimintai konfirmasi belum memberikan tanggapan. detikcom juga sudah mengirimkan foto yang viral tersebut untuk dimintai keterangannya.

Source: Detik.com
Foto hand sanitizer yang diduga bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) berstiker Bupati Klaten Sri Mulyani ramai dibahas di media sosial. Sri Mulyani mengakui ada kekeliruan saat penempelan stiker. “Ada kekeliruan di lapangan dan sudah saya klarifikasi, kalian kok seneng banget kayake kalau ada begitu,” kata Bupati Klaten Sri Mulyani saat dimintai konfirmasi wartawan di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (27/4/2020). Mulyani menjelaskan ada kesalahan saat penempelan di lapangan. Dia menyebut kesalahan itu terjadi karena bantuan dari Kemensos jumlahnya tidak sebanyak pengadaan dari Pemkab Klaten. “Ada kesalahan saat pembagian, karena dari Kemensos bantuannya baru sekitar 1.000 dan dari Pemkab pengadaan ada puluhan ribu sehingga di lapangan, (botol hand sanitizer) tidak ditempel (stiker foto bupati) semua. Karena memang dari Kemensos tidak banyak dan justru yang banyak dari kami (Pemkab), ” urai Mulyani.

Sri Mulyani juga membenarkan hand sanitizer berstiker dirinya itu dibagikan saat acara pembagian masker dan hand sanitizer di acara PDIP. “Ada beberapa karena itu hanya ada 26 Kecamatan saja. PAC kan begitu, hanya 26 Kecamatan,” terang Mulyani yang menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Klaten itu.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Pemkab Klaten Much Nasir. Nasir menyebut stiker Bupati Klaten menempel di botol Kemensos karena kesalahan penempelan stiker. “Saya kemarin lihat. Mohon maaf itu teman-teman yang salah nempel,” ujar Nasir sambil menunjukkan foto.

Nasir menyebut stiker Sri Mulyani itu seharusnya ditempel di botol yang bukan berasal dari Kemensos. Dia mengaku kekeliruan itu terjadi karena banyaknya botol hand sanitizer. “Karena teman banyak dan barangnya banyak sekali jadi salah menempel (stiker). Beberapa orang salah tempel dan
Sebelumnya diberitakan, foto botol hand sanitizer berstiker Sri Mulyani berseragam Bupati Klaten itu ramai dibahas di media sosial. Salah satunya diunggah di akun mantan pimpinan KPK Laode M Syarif di akun Twitternya@LaodeMSyarif.

Selengkapnya: Detik.com

Bupati Klaten Sri Mulyani menjelaskan hand sanitizer berstiker foto dirinya dibagikan untuk internal kader PDIP. Dia mengungkap ada juga pembagian sembako dari dirinya ke internal partai. “Ada kekeliruan di lapangan. Kalau untuk sembako murni dari saya selaku ketua DPC PDIP,” jelas Sri Mulyani kepada wartawan, Senin (27/4/2020). Mulyani menjelaskan bantuan sembako yang ada tempelan ‘sembako PDIP’ itu bukan untuk masyarakat. Namun bantuan itu untuk internal PDIP. “Karena itu bantuan tidak untuk masyarakat, yang ada tempelan ‘sembako PDIP’ itu. Itu murni untuk internal kami PDIP dan bisa dicek ada berapa dan berbeda dengan yang diberikan ke masyarakat,” lanjut Mulyani.

Diberitakan sebelumnya, Sri Mulyani juga memberi penjelasan soal hand sanitizer yang berstiker wajahnya. Menurutnya, stiker wajahnya di botol hand sanitizer dari Kemensos merupakan kesalahan penempelan stiker. “Dari Kemensos itu baru 1.000 sekian. Tapi pengadaan bukan dari Pemda juga lho ya, tapi pengadaan sendiri ada puluhan ribu tapi di lapangan mungkin ditempeli semuanya” ucap Mulyani. “Dari Kemensos itu tidak banyak. Tapi yang banyak justru dari kami (Ketua DPC PDIP),” pungkas Mulyani.

Source: Detik.com
Tagar Bupati Klaten memalukan atau #BupatiKlatenMemalukan memuncaki trending topic di Twitter Indonesia. Netizen ramai-ramai mengunggah barang-barang yang ditempeli stiker berwajah Bupati Klaten Sri Mulyani.

Seperti dilihat detikcom, Senin (27/4), pukul 20.11 WIB ada 20 ribu lebih tweet yang meramaikan tagar Bupati Klaten Memalukan. Banyak netizen yang menyertakan foto hand sanitizer berstiker Sri Mulyani, foto beras bahkan buku ‘Matur Jujur Anak Jujur Akan Mujur’ yang juga bergambar wajah Sri Mulyani.

Banyak netizen yang menyesalkan penempelan stiker foto Sri Mulyani ini. Sebab, diduga beras maupun hand sanitizer itu merupakan barang-barang yang akan disumbangkan ke warga.

Misalnya saja akun @kebabturkey yang mencuit, “Inilah yg dinamakan dynasti keluarga cemara bahagia aman dan sentosa. Wajahnya hampir disetiap lini ada, entah di sembako, kantong kresek dll. Tinggal satu lg yg blum, apakah beliau sudah mencetak buku surah Yasiin yg ada foto&nama beliau?#BupatiKlatenMemalukan. Cuitan ini juga disertai dengan foto kolase barang-barang yang ditempeli stiker wajah bupati Sri Mulyani.

Ada juga netizen yang mempertanyakan alasan bantuan tersebut ditempeli stiker foto Bupati Klaten Sri Mulyani. “Kalo dari pemkab kenapa kok stikernya nggak bantuan dari pemerintah kabupaten klaten aja. Bukan malah bertuliskan bantuan dr bupati klaten Ibu Hj Sri Mulyani , kan kesannya itu bantuan dr pribadinya bupati,” cuit @triawansn. “Semua bantuan diatas namakan Sri Mulyani (Bupati Klaten), menjadikan aksen bantuan pemerintah seakan akan menggunakan dana pribadi beliau, sunggu murah hati bukan #BupatiKlatenMemalukan,” cuit @Mirawti.

Sebelumnya, Sri Mulyani sudah angkat bicara soal heboh botol hand sanitizer Kementerian Sosial (Kemensos) yang ditempeli stiker fotonya. Sri Mulyani mengatakan hal itu sebagai kekeliruan. “Ada kekeliruan di lapangan dan sudah saya klarifikasi. Kalian kok seneng banget kayake kalau ada begitu,” kata Bupati Klaten Sri Mulyani saat dimintai konfirmasi di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (27/4). Selengkapnya: detik.com
Salah seorang warga melaporkan foto hand sanitizer yang berstiker foto Bupati Klaten Sri Mulyani tersebut ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat Twitter. Ganjar memastikan memberi peringatan.

Akun yang me-mention Ganjar yakni @lulumleliana. Lewat cuitannya dia meminta Ganjar agar menegur Sri Mulyani. “Pangapunten nggih, Pak. Kulo mention malih @ganjar_pranowo. Monggo ditegur ataupun diberi tindakan agar beliau tidak menggunakan kesempatan kampanye dalam kesempitan,” cuit @lulumleliana disertai emotikon tangan mengatup seperti dilihat detikcom, Senin (27/4/2020). Tweet tersebut direspons Ganjar dengan me-mention akun @yani_sunarno atau Bupati Klaten. “Injih, sy kasih peringatan! cc @Yani_Sunarno,” tulis Ganjar.

Balasan Ganjar itu menuai respons dari netizen. Ada 103 netizen yang mengomentari cuitannya itu, 245 me-retweet, dan disukai 532 orang.

Banyak juga netizen yang berkeluh kesah di tweet balasan Ganjar itu. Bahkan, ada juga yang mengasosiasikan ulah Sri Mulyani dengan mahasiswa. “Menawi mahasiswa, mungkin ngoten niku kados plagiarisme naming ganti “judul” dan saged di DO. Lha nek menawi bupati saged di DO mboten nggih pak?” cuit @FaridArgi.

Banyak yang mengapresiasi respons Ganjar tersebut. Banyak juga yang berharap agar respons tersebut ditindaklanjuti. “Ikutan mantau pak semoga bapak tegas ga pandang teman!” cuit @Sahalfzy_. “Tolong yaa pak ganjar. (emotikon tangan mengatup) saya percaya bapak amanah njih” cuit @Nadietha.

Sebelumnya diberitakan, foto botol hand sanitizer berstiker Bupati Klaten ramai dibahas di media sosial. Sri Mulyani telah mengakui ada kekeliruan saat penempelan stiker di hand sanitizer yang diduga bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu. “Ada kekeliruan di lapangan dan sudah saya klarifikasi, kalian kok seneng banget kayake kalau ada begitu,” kata Bupati Klaten Sri Mulyani saat dimintai konfirmasi wartawan di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (27/4). Mulyani menjelaskan ada kesalahan saat penempelan di lapangan. Dia menyebut kesalahan itu terjadi karena bantuan dari Kemensos jumlahnya tidak sebanyak pengadaan dari Pemkab Klaten.

Selengkapnya: detik.com
Setelah viral stiker bergambar Bupati Klaten Sri Mulyani pada botol hand sanitizer dari Kemensos, muncul tweet dari akun @YaniSunarno meminta maaf. Akun yang selama ini dikenal masyarakat sebagai akun Sri Mulyani itu menulis beberapa kalimat.

Dari penelusuran detikcom, memang ada posting-an pukul 14.27 WIB tanggal 27 April 2020. Ada tiga kalimat cuitan dari akun tersebut. “Kpd seluruh netizen saya sampaikan terima kasih atas saran, kritik dan masukannya. Berkaitan dgn hand sanitizer bantuan kpd masyarakat, saya sampaikan permohonan maaf atas kesalahan yg terjadi di teknis lapangan.” Satu menit kemudian, kalimat dilanjutkan, “tidak ada maksud menumpangi atau mengambil keuntungan pribadi, karena selain mendapat bantuan dr Kemensos, saya jg membuat bantuan handsanitizer sendiri yg memang ada stiker dr saya. Sedangkan bantuan sembako yg saya serahkan di kantor DPC adalah dana pribadi saya selaku ketua DPC PDIP kab klaten.” Kabag Humas Pemkab Klaten, Wahyudi Martono saat dikonfirmasi tentang pernyataan akun Twitter tersebut membenarkan bahwa itu adalah akun milik Bupati Sri Mulyani. “Betul (akun milik Bupati Sri Mulyani),” jawabnya melalui pesan singkat kepada detikcom, Senin (27/4/2020). Wahyudi juga membenarkan bahwa tulisan permintaan maaf yang diunggah dalam akun tersebut merupakan penyataan Sri Mulyani. “Benar. Itu pernyataannya Ibu (bupati),” ungkap Wahyudi.

Kebenaran akun tersebut sebagai akun Sri Mulyani juga terlihat dari cuitan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang me-mention akun tersebut ketika menjawab laporan netizen. “Injih, sy kasih peringatan! cc @Yani_Sunarno,” tulis Ganjar di @ganjar_pranowo.

Source: detik.com
Bupati Klaten Sri Mulyani kembali angkat bicara soal botol hand sanitizer Kemensos berstiker foto dirinya. Dia mengaku sedang dimanfaatkan seseorang yang sudah dia ketahui identitasnya.

“Karena apa yang terjadi di dunia maya atau medsos beda dengan apa yang saya lakukan. Dan ini benar-benar dimanfaatkan seseorang, dan saya sudah tahu persis siapa yang melakukan,” kata Sri Mulyani pada wartawan usai mengecek Edotel SMKN 3 Klaten yang akan dijadikan lokasi karantina, Selasa (28/4/2020).

Meski begitu, dia tak mengungkap jelas siapa yang dia maksud dan apa yang akan dilakukannya terhadap orang tersebut.

“Ini tahun politik akan ada Pilkada dan dikaitkan,” ujar Sri Mulyani.

Dia kembali mengatakan yang dia lakukan selama ini untuk rakyat. Meski begitu, dia merasa hal ini membuat dia introspeksi dan lebih hati-hati melangkah.

“Ada kekeliruan penempelan hand sanitizer. Jadi ini murni kesalahan dan tidak ada niatan untuk memanfaatkan momentum untuk kepentingan pribadi,” sambungnya.

Sri Mulyani mengungkap hand sanitizer yang dari APBD hanya ada di Dinas Kesehatan Klaten dan dibagikan ke Puskesmas. Selain itu, Sri Mulyani juga mengaku memberikan bantuan secara pribadinya berupa hand sanitizer.

Simak selengkapnya hanya di detikcom!
Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) digegerkan dengan bantuan hand sanitizer. Pada botol hand sanitizer yang beredar, ada foto Sri Mulyani yang digadang-gadang bakal maju sebagai calon bupati Klaten pada Pilkada 2020 ini.

Atas temuan itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Klaten mengaku tengah berkoordinasi dengan Bawaslu Jateng untuk menyikapi stiker bergambar foto Sri Mulyani pada botol hand sanitizer bantuan.

Di sisi lain, Sri Mulyani kembali menyatakan tak ada unsur kesengajaan terkait tertempelnya stiker bergambar foto dirinya tersebut hingga viral di media sosial.

Ketua Bawaslu Klaten, Arif Fatkhurrahman, mengatakan kajian masih terus dilakukan Bawaslu Klaten menyikapi foto bupati tersebut. “Kami masih melakukan kajian dari beberapa fakta yang ada dan melakukan koordinasi atau komunikasi secara intensif dengan Bawaslu provinsi. Jika temuan itu mengandung unsur pelanggaran pilkada, kami akan melakukan penanganan sebagaimana mestinya,” kata Arif kepada Solopos.com, Selasa (28/4/2020). Selain berkoordinasi dengan Bawaslu Jateng, Arif mengatakan Bawaslu Klaten berkoordinasi dengan Kejaksaan dan kepolisian dalam wadah sentra penegakan hukum terpadu (Gakkumdu). Koordinasi itu dilakukan jika ditemukan ada unsur pelanggaran perundang-undangan selain UU Pilkada. “Jika ada unsur pelanggaran perundang-undangan lainnya, Bawaslu akan meneruskan ke instansi yang berwenang. Pada Pasal 30 huruf e UU No. 10/2016 tentang Pilkada menyatakan bahwa salah satu tugas dan wewenang Bawaslu adalah meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi berwenang. Secepatnya hasil koordinasi kami sampaikan,” jelas Arif.

Tanggapan Sri Mulyani

Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani kembali menjelaskan tertempelnya stiker bergambar dirinya pada botol hand sanitizer bantuan lantaran ada kekeliruan penempelan. “Mungkin dunia bilang ini tahun politik atau akan ada pilkada dikaitkan. Tetapi secara pribadi bahwa saya berbuat untuk rakyat. Saya berusaha memberikan yang terbaik.
Selengkapnya: solopos.com
Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah (Jateng) surati Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyusul viralnya hand sanitizer bantuan Kemensos berstiker Sri Mulyani. Surat itu sekaligus sebagai bentuk warning jika segala bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan pemerintah selalu diawasi.

Surat bernomor B/029/PC.01.01-14/IV/2020 perihal Koordinasi Pencegahan Maladministrasi itu dilayangkan Ombudsman RI Perwakilan Jateng kepada Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jateng, Siti Farida, mengatakan Ombudsman selaku lembaga pengawas pelayanan publik melakukan penelusuran media dari media massa dan media sosial.

Hal itu menindaklanjuti informasi warga terkait viralnya hand sanitizer bantuan Kemensos berstiker Sri Mulyani. Penelusuran itu dilakukan sejak Senin-Rabu (27-29/4/2020) pukul 12.00 WIB.

Dari hasil penelusuran, tim pencegahan setidaknya menemukan beberapa pemberitaan dan fakta awal. Temuan itu antara lain Bupati Klaten telah memberikan keterangan bahwa penempelan stiker pada botol hand sanitizer bantuan Kemensos murni kelalaian. Sebab, bantuan itu bersamaan dengan penempelan stiker pada hand sanitizer hasil pembelian bupati.

Atas temuan tersebut, Farida menjelaskan Ombudsman sudah melayangkan surat kepada Bupati Klaten.

Koordinasi Sekaligus Peringatan “Kami mengirimkan surat sebagai bentuk koordinasi sekaligus warning bahwa segala bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan pejabat pemerintah itu selalu diawasi,” kata Farida melalui rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (29/4/2020). Farida menegaskan pada masa pandemi Covid-19, Ombudsman Perwakilan Jateng melakukan langkah-langkah dan monitoring pelaksanaan pelayanan publik termasuk kepolisian, aparat penegak hukum, bidang ketenagakerjaan dan terlebih di bidang sosial berkaitan dengan penyaluran berbagai macam bantuan.

Farida mengatakan surat itu bertujuan memberikan ruang berkoordinasi terkait penyelenggaraan pelayanan publik khusus pada masa pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan untuk meminimalisasi potensi terjadinya maladministrasi pada keadaan darurat.

Selengkapnya: solopos.com
=-==========
Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah (Jateng) surati Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyusul viralnya hand sanitizer bantuan Kemensos berstiker Sri Mulyani, Rabu (29/4/2020). Menanggapi hal itu, Sri Mulyani menyatakan tertempelnya stiker bergambar dirinya pada botol hand sanitizer bantuan Kemensos murni kesalahan dalam penempelan stiker. “Setelah saya pelajari memang ada unsur kesengajaan. Saya sudah memegang nama orang yang ingin menjatuhkan atau membunuh karakter diri saya. Karena saya bisa kok memantau bantuan hand sanitizer dari Kemensos itu keluarnya kemana saja saya tahu. Tetapi, kalau hand sanitizer yang ada tempelan [stiker] bupati itu murni pengadaan non APBD, dari saya selaku bupati dan teman-teman yang membantu pengadaan,” kata Mulyani saat ditemui di Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Rabu.

Disinggung terkait Bawaslu serta Ombudsman yang ingin melakukan pemeriksaan, Mulyani merasa tak ada pelanggaran yang dia lakukan. “Apa yang saya langgar? Sekarang Pilkada kapan belum tahu. Saya dari PDIP memang sudah ada rekomendasi. Tetapi pemerintah belum menetapkan kapan Pilkada digelar. Jadi saya tidak ada mencuri start, tidak ada mencuri start sebagai calon. Saya sekarang kan bukan sebagai calon, tetapi saya bekerja selaku kepala daerah,” urai dia.

Pelajaran Berharga

Tak hanya itu, terkait ada yang mempersoalkan foto dirinya terpasang pada berbagai lokasi, Mulyani menegaskan hal itu tak masalah. “Ya ra masalah, wong itu gambar aku selaku kepala daerah. Terus apa foto di baliho-baliho itu [diganti] gambare mas-mas wartawan. Mengko do bingung, opo bupatinye anyar yo?” tutur Mulyani.

Ramainya sindirian kepada dirinya yang gencar di medsos, Sri Mulyani mengatakan hal itu menjadi pembelajaran bagi dirinya. “Sindiran itu apapun saya ucapkan terima kasih. Dengan sindiran ini juga menjadikan pembelajaran bagi saya bahwa tidak semua apa yang saya lakukan disenangi oleh masyarakat. Apalagi oleh pihak-pihak yang dianggap merugikan. Jadi kami sudah berbuat masyarakat yang menilai saja.

Selengkapnya: solopos.com
Hand sanitizer berstiker foto Bupati Klaten Sri Mulyani ramai dibahas di media sosial hingga menjadi trending topic di Twitter Indonesia. Anggota DPRD Klaten pun menyayangkan peristiwa tersebut karena dinilai tidak etis. “Menurut saya, itu (penempelan stiker) tidak etis, karena sekarang dalam kondisi bencana,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Klaten Triyono kepada detikcom, Rabu (29/4/2020). Politikus Golkar ini menyebut bantuan pemerintah untuk masyarakat seharusnya tidak disertai embel-embel politis. Dia pun menyayangkan soal penempelan foto bupati di botol hand sanitizer itu. “Jadi mestinya itu pure, murni, untuk kepentingan masyarakat. Jangan dikotori dengan sesuatu di dalamnya yang justru bisa mengotori keinginan baik pemerintah,” ucap Triyono.

Triyono mengatakan bantuan dari Kemensos mestinya tidak perlu ditambahi dengan foto bupati. Dia mengingatkan agar tidak memanfaatkan momen pandemi Corona untuk tujuan politis. “Jangan nunut-lah dalam situasi seperti ini. Kita harusnya kasih kepada masyarakat karena banyak yang terdampak,” terang Triyono.

Dia mengatakan saat rapat Badan Anggaran dengan Pemerintah Kabupaten Klaten, jenis bantuan yang diminta jelas, baik itu di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat sehingga jangan sampai ada tumpang-tindih bantuan. “Harus jelas dari mana dan jumlahnya berapa sehingga tidak terjadi tumpang-tindih agar bantuan tepat sasaran,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Ketua Fraksi PAN DPRD Klaten Darmadi. Darmadi mengatakan anggaran yang digeser pemerintah dari uang rakyat mestinya untuk mengatasi virus Corona atau COVID-19 dan diperuntukkan bagi yang berhak. “Diperuntukkan bagi masyarakat yang berhak. Jangan di situ ada sesuatu yang mengambil kesempatan untuk keuntungan materi atau politik juga bisa,” jelas Darmadi.

Darmadi menekankan dalam hal kebencanaan semestinya semua bantuan mengedepankan kemanusiaan. Dia pun menyinggung soal foto Bupati Klaten Sri Mulyani yang menempel pada botol hand sanitizer yang dibagikan kepada warga itu. “Kalau itu dari pribadi, terserah, monggo. Tapi kebanyakan yang membantu dari relawan juga tidak ada gambarnya, semua demi kemanusiaan,” pesan Darmadi.

Source: detik.com
Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep berniat membuka cabang untuk usaha kulinernya yakni Yang Ayam di wilayah Klaten, Jawa Tengah.

Diketahui, restoran yang menyajikan menu ayam goreng dan olahan sambal itu pertama kali dibuka di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat pada awal Desember 2019 lalu.

Alih-alih mempromosikannya lewat media sosial, adik Gibran Rakabuming itu justru
menyindir Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Sebagaimana diketahui, Bupati Klaten tengah menjadi perbincangan hangat di jagat media sosial gara-gara fotonya tertempel dalam hand sanitizer.

Niat Kaesang membuka outlet baru di Klaten itu diungkapkannya melalui akun Twitter miliknya, @kaesangp.

Dalam cuitannya itu ia menyertakan gambar logo dari bisnis kuliner miliknya.

Tampak foto karikatur dirinya mengenakan pakaian adat Jawa, lengkap dengan blangkon.

Di bawah foto tersebut tertulis nama ‘YANG AYAM’ yang merupakan brand dari usaha kulinernya.

Logo tersebut berwarna hitam-putih.

Kaesang mengungkap keinginannya untuk membuka cabang di Klaten, tetapi ia takut jika logo miliknya diganti. “Saya mau buka Yang Ayam di Klaten tapi takut logo saya diganti,” cuitnya, Rabu (29/4/2020). Tak berselang lama, sang kakak mengomentari cuitan Kaesang.

Gibran hanya membubuhkan gambar dalam komentarnya.

Terlihat dalam komentar Gibran, gambar roti bakar dengan gambar seorang wanita diduga wajah Bupati Klaten.

Sontak para warganet meramaikan kolom komentar dalam cuitan Kaesang dan Gibran.

Mereka pun menyinggung sang Bupati yang belakangan menjadi sorotan di media sosial.

Bupati Klaten Sri Mulyani menjadi perbincangan di media sosial lantaran foto dirinya tertempel di hand sanitizer bantuan dari Kementerian Sosial.
Rupanya bukan hanya ada di hand sanitizer, foto Sri Mulyani juga ada dalam sembako dan masker serta bantuan lainnya untuk korban virus corona atau Covid-19.
Warganet menganggap Sri Mulyani memanfaatkan bantuan-bantuan itu sebagai ajang mempromosikan diri dengan cara memasang fotonya.

Selengkapnya: TribunTernate.com

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendapatkan sorotan karena dinilai melakukan kampanye terselubung melalui bantuan yang diberikan ke masyarakat terdampak pandemi virus corona Covid-19.

Fotonya mejeng di botol hand sanitizer bantuan dari Kementerian Sosial.

Fotonya direkatkan ke botol dan menutupi label asli yang bertuliskan Kemensos.

Pelabelan foto Sri Mulyani itu pun tak pelak membuat heboh jagat maya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menuturkan sudah menanyakan langsung ihwal tersebut. “Ibu bupati minta maaf soal itu.” “Katanya akan diperbaiki,” kata Ganjar di kompleks Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (28/4/2020). Berdasarkan penuturan Sri Mulyani ke Ganjar, awalnya bantuan hand sanitizer dari Kemenkes itu murni tidak ada label foto, kemudian ada juga bantuan dari bupati.

Lalu, bantuan itu tercampur. Ketika tercampur, ada yang menambahkan stiker atau label foto bupati. “Yang nambah stiker itu, apakah pendukungnya atau bukan pendukungnya, kami tidak tahu,” tandasnya.

Agar kejadian tidak terulang, dia meminta kepada kepala daerah untuk tidak memasang atau melabeli barang bantuan dengan foto atau apapun dengan harapan mendapatkan dukungan.

Jika memang pemimpin itu baik, kata dia, pastinya akan dipilih kembali masyarakatnya. “Pokoknya kasih bantuan itu tidak usah dilabeli, ikhlas.” “Kalau urusan dukung mendukung, kemudian kasih bantuan ikhlas, itu mulut ke mulut akan diceritakan bahwa kepala daerah tersebut tulus dan baik,” ujarnya.

Gubernur pun telah menyampaikan kritikan tersebut. “Bu yani menerima kritik itu, legowo dan meminta maaf,” imbuh gubernur berambut putih tersebut.

Sebagai informasi, Sri Mulyani merupakan petahana bupati yang akan maju lagi pada pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 2020 ini.

Ketua DPC PDIP Klaten yang juga merupakan istri dari eks Bupati Klaten, Sunarna tersebut telah mengantongi restu dari PDIP.

Ia dipasangkan dengan calon wakil bupati, Aris Prabowo yang merupakan kader PDIP Klaten.

Sebelumnya diberitakan,
Viral di media sosial foto hand sanitizer bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos)
sumber: TribunJateng

Lalu, seperti apa perjalanan politik Sri Mulyani selama ini?
Sri Mulyani digadang bakal melaju di Pilkada Klaten 2020 bersama Aris Prabowo. Menurut catatan detikcom, orang nomor satu di PDIP Klaten ini sudah dikenal lama karena dia merupakan istri Bupati Klaten dua periode yakni Surnarna. Sunarna menjabat sebagai Bupati Klaten pada periode 2005-2010 dan 2010-2015.
Setelah Sunarna tidak lagi menjadi Bupati Klaten pada Pilkada 2015, Sri Hartini yang semula menjadi wakil bupati kembali maju dengan menggandeng istri Sunarna, Sri Mulyani. Saat itu, duo Sri yaitu Sri Hartini sebagai calon bupati dan Sri Mulyani sebagai calon wakil bupati.
Pasangan Hartini-Mulyani menang di Pilkada 2015 dan dilantik Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai Bupati dan wakil Bupati Klaten 2015-2021. Namun belum genap setahun setelah dilantik pada 17 Februari 2016, peristiwa menggemparkan terjadi di Klaten.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan Sri Hartini akhir bulan Desember 2016. Dalam penangkapan kasus jual beli jabatan itu, KPK menyita uang tunai miliaran.
Setelah Sri Hartini masuk bui, Mulyani ditunjuk menjadi Plt Bupati Klaten dan dilantik menjadi Bupati Klaten tanggal 27 November 2017.
Mulyani kemudian resmi menjadi Bupati Klaten untuk periode 2017-2021. Dalam masa kepemimpinan Mulyani, kursi wakil bupati dibiarkan kosong tak terisi.
Sejak menjabat Bupati 2017, kebijakannya relatif tidak memunculkan banyak kontroversi. Program sambang warga yang jadi agenda rutin bupati, tidak lebih meneruskan program Tilik Desa yang dirintis sang suami, Sunarna.
Kebijakan ‘bagi- bagi’ yang cukup menjadi sorotan masyarakat adalah saat pembagian sepeda motor matik NMAX ke 401 desa/kalurahan dan 26 kasi ketertiban. Sepeda motor berwarna merah itu dibeli dengan APBD sebesar Rp 11 miliar dan diserahkan tanggal 26 November 2019.
“Semua kades dan kasi saya berharap dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya tanpa membedakan masyarakat,” pesan Mulyani saat itu.
Di tengah memimpin Klaten, karir politik Mulyani juga moncer seperti sang suami. Mulyani menggantikan suaminya, Sunarna menjadi Ketua DPC PDIP Klaten pada Juli 2019.
Kini, kegiatan ‘berbagi’ benar-benar membuatnya kembali tenar. Kali ini dia jadi sorotan gegara bagi-bagi hand sanitizer bantuan Kemensos yang berstiker wajahnya