Peringati Bulan Bung Karno, Kadarwati Gelar Wayang Kulit Di Bero, Beri Hiburan Pada Masyarakat, Gerakkan Ekonomi Rakyat

Trucuk(klatentv.com)-Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan, Kadarwati menggelar wayang kulit semalam suntuk dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno di Gedung Pertemuan Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jumat (30/6/2023) malam.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Srikandi Unggul” ini dimainkan oleh Dalang Ki Tri Harni Sugondo dari Desa Gombang, Kecamatan Cawas.
Kadarwati menyampaikan, pagelaran wayang kulit ini diadakan dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno.
“Bulan Juni merupakan bulan yang penuh berkah bagi bangsa Indonesia. Karena pada bulan Juni ini Bung Karno lahir, yaitu tanggal 6 Juni tahun 1901. Bung Karno merupakan Bapak Bangsa Indonesia yang telah menggali nilai-nilai Pancasila dari nilai dan norma yang dianut oleh bangsa Indonesia. Dan pada bulan Juni ini juga kita kenal sebagai bulan lahirnya Pancasila yaitu tanggal 1 Juni 1945,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah ini menyatakan, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka nilai-nilai Pancasila harus terus-menerus ditanamkan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yaitu generasi millenial dan generasi Z.
“Penanaman nilai-nilai Pancasila itu dapat dilakukan melalui seni tradisional wayang kulit sebagaimana yang kita pentaskan malam ini. Dan alhamdulillah, masyarakat Desa Bero dan sekitarnya menyambut dengan sangat antusias pementasan wayang kulit pada malam hari ini,” ujarnya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Daerah Pemilihan (Dapil) 7 yaitu Kabupaten Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta ini mengaku senang karena pagelaran wayang kulit ini menjadi tontonan yang menghibur masyarakat dan menggerakkan ekonomi rakyat.
”Penontonnya sangat banyak. Mereka sangat terhibur dengan pagelaran wayang kulit ini. Pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan menuju gedung pertemuan ini juga banyak. Dengan begitu, pagelaran wayang kulit ini dapat menggerakkan para pelaku UMKM di Desa Bero dan sekitarnya. Perekonomian di wilayah ini jadi menggeliat sesudah selama dua tahun ini terdampak pandemi Covid,” ungkapnya.
Sedang Kepala Desa Bero Suranta menyambut positif pagelaran wayang kulit yang diadakan Kadarwati di desanya malam ini.
”Alhamdulillah, pada malam hari ini masyarakat Desa Bero dan sekitarnya diberi hiburan oleh Ibu Kadarwati berupa pentas wayang kulit. Warga terlihat sangat antusias menonton pentas wayang malam hari ini. Jalan menuju gedung pertemuan ini sampai macet, karena banyaknya warga yang ingin melihat langsung wayang kulit ini. Para pedagang dan pelaku UMKM yang menggelar lapak dagangannya di sepanjang pinggir jalan di sekitar gedung pertemuan ini juga banyak. Dengan begitu, pagelaran wayang kulit dapat menggerakkan ekonomi warga. Pagelaran wayang kulit ini sangat positif,” tandasnya.
Sementara itu Bupati Klaten dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Jaka Purwanto menyambut baik dan mengapresiasi pagelaran wayang kulit yang diadakan Kadarwati ini.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Klaten, saya menyambut baik dan mengapresiasi pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno ini. Semoga generasi muda bisa meneladan semangat, jiwa, dan pemikiran Bung Karno yang telah mempersatukan Indonesia dengan Pancasila-nya,” ucapnya.
Acara pagelaran wayang kulit ini juga diisi dengan acara pemotongan tumpeng dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) Kadarwati yang ke 56. Potongan tumpeng kemudian diberikan kepada Ketua DPRD Kabupaten Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, yang juga adalah putra sulung Kadarwati.
Pagelaran wayang kulit ini juga dihadiri oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sunarna, sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Klaten, pejabat Pemkab Klaten, Camat Trucuk Rabiman, Kepala Desa se Kecamatan Trucuk, Komandan Te, pengurus PAC dan Ranting PDIP, dan undangan lainnya. (L Sukamta)
Editor : Windarto