KLATEN – Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), sukarelawan, warga, serta SAR mulai memetakan jalur pendakian Gunung Merapi melalui Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Pemetaan jalur Sapuangin dilakukan Jumat-Minggu (10-12/3/2017) sebelum jalur pendakian melalui Klaten tersebut resmi dibuka untuk umum. Sejumlah warga setempat yang selama ini kerap melintasi jalur pendakian dilibatkan dalam pemetaan. Selama ini para pencari rumput tersebut telah membuka jalur secara mandiri guna menemukan jalan pulang saat mencari pakan ternak hingga ke pasar bubrah.
Warga menempuh jalur pendakian itu dari titik awal kawasan Sapuangin hingga Pasar Bubrah berkisar enam jam. Salah seorang warga, Subur menuturkan meski bukan jalur resmi selama ini para pendaki kerap nekat melintas melalui jalur tersebut.
Ia juga tak menampik di jalur itu banyak persimpangan hingga para pendaki tersesat. “Warga juga sudah seringkali memperingatkan tetapi masih ada pendaki yang ngeyel. Memang sering ada pendaki yang tersesat sampai di Sapuangin,” katanya.
Warga berharap jalur Sapuangin nantinya bisa mendukung keinginan warga setempat yang menginginkan Tegalmulyo menjadi desa wisata.
Sebelumnya, Kepala Resort Kemalang Balai TNGM, Arif Sulfiantono, menguraikan selain pemetaan jalur juga bakal disiapkan standar operasional prosedur (SOP) serta penyiapan sumber daya manusia (SDM) di jalur tersebut.
Ditargetkan, jalur Sapuangin diresmikan pada Mei mendatang. Jalur pendakian melalui Sapuangin memiliki jarak sekitar 5,2 km hingga ke titik akhir pendakian yakni Pasar Bubrah. Jalur itu lebih panjang dibanding jalur resmi pendakian melalui Selo.
Jalur tersebut bakal menambah jalur resmi pendakian Gunung Merapi yang selama ini melintasi melalui Selo, Boyolali. “Untuk Sapuangin ini nanti berbeda dengan Selo. Ada batasannya jumlah pendaki yang melewati jalur ini. Kami pernah menghitung ya kalau dikira-kira per hari itu 15-20 orang. Jadi, jalur ini nanti dibuat eksklusif,” urai dia.
Sementara Komandan SAR Klaten, Pandu Wirabangsa, mengatakan SAR bersifat mendampingi masyarakat setempat. Pemetaan tersebut juga menjadi media latihan masyarakat yang bakal berhadapan langsung dengan aktivitas pendakian melalui jalur tersebut.