Petani Temukan 356 Peluru Tajam Aktif

KlatenNet – Seorang petani  yang sedang mencari tanaman hias di bantaran sungai Desa Glagah, Kecamatan Jatinom, klaten menemukan 356 amunisi senapan otomatis saat sedang mencari bunga di sungai,  sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (10/1). Pria  yeng bernama Wasono (33), warga Dukuh Ngemplak, Desa Glagah, Kecamatan Jatinom tersebut mengaku  tiba-tiba terperosok di lubang kecil. Lubang itu ditutup dengan kayu.
“Saya merasakan kaki saya agak terasa sakit. Karena penasaran, kemudian saya mencoba menggalinya, dan saya temukan besi kecil panjang dan saling menempel. Besi-besi (sebelum diketahuinya merupakan peluru), kemudian saya bawa pulang,” jelasnya, di Klaten (13/1).
Sesampai di rumah, dia mengamati kembali besi-besi yang dikiranya sebagai kuningan itu. Dia lalu menyadari jika besi-besi itu berbentuk seperti peluru. Karena merasa belum yakin, dia kemudian bertanya dengan salah satu anggota koramil setempat. Setelah petugas koramil  datang, benar bahwa besi-besi itu merupakan peluru tajam.
“Sebelumnya saya mengira itu kuningan, dan rencananya mau dijual. Mengetahui itu peluru, kemudian saya laporkan ke koramil terdekat. Teman saya juga sempat bilang untuk dijual saya, namun saya tidak berani. Pasalnya itu benda berbahaya, maka saya laporkan saja,” imbuh Wasono.
Peluru tajam yang ditemukan Wasono tersebut berjumlah 319 buah. Lalu, petugas koramil setempat kembali menyisir kembali daerah temuan, karena kecurigaan masih ada sisa-sisa peluru yang tertinggal. Pada Minggu (12/1), petugas koramil bersama dengan Wasono kembali menyisir lokasi penemuan, dan akhirnya dapat menemukan sejumlah peluru dengan jenis yang sama. Total saat dikumpulkan semua sebanyak 356 butir.
Peluru dengan kaliber 7,62 itu berjenis garend dan buatan Amerika. Peluru yang masih aktif tersebut dalam kondisi berkarat, bahkan tertempel satu sama lain. Petugas koramil kemudian menyerahkan peluru tajam tersebut ke Kodim 0723 Klaten, untuk ditindak lanjuti. Rencananya ratusan peluru yang masih aktif itu akan diserahkan ke Detasemen Peralatan, Korem Solo.
“Peluru tajam yang ditemukan Pak Wasono ini cukup berbahaya dan rawan, karena masih aktif. Jika terpatik bagian belakangnya (pantat peluru) maka bisa meledak. Kami sangat mengapresosasi apa yang dilakukan Pak Wasono, yaitu dengan menyerahkan temuannya berupa peluru ini. Kami harapkan masyarakat mencontoh yang dilakukan Pak Wasono, dengan membantu TNI,” papar Dandim 0723 Klaten, Letkol Infantri, Thomas Heru Rinawan.
Karena membantu TNI, Wasono akhirnya mendapat piagam dan bingkisan sebagai bentuk apresiasi dari Kodim 0723. Sedangkan peluru tajam tersebut merupakan peluru yang sudah tidak digunakan pihak TNI selama sekitar 20 tahun terakhir, dan biasanya digunakan sebagai amunisi senjata laras panjang jenis SP.