Sukseskan Kurikulum Merdeka, Dinas Pendidikan Klaten Gelar Gebyar Hardiknas

Kota(klatentv.com)-Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten menggelar Gebyar Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) 2023 di Pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Selasa (16/5/2023).

Gebyar Hardiknas yang mengusung tema “Sinergitas tiga pilar inplementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Klaten” ini diisi dengan serangkaian kegiatan.

Diantaranya gelar karya Sekolah Penggerak atau Kurikulum Merdeka (KM) Mandiri dan Guru Penggerak, launching buku pendidikan karya MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Kabupaten Klaten, launching buku pendidikan karya Guru Penggerak A3, launching Portal Pendidikan Dinas Pendidikan Klaten, talkshow pendidikan yang mengangkat tema “Optimalisasi Peran Guru dalam Pembelajaran Berdeferesiasi dan Pembentukan Profil Pelajar Pancasila”, pengumuman pemenang lomba video inovasi pembelajaran dan lomba optimalisasi Platfon Merdeka Mengajar (PMM).

Kegiatan Gebyar Hardiknas ini didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, MKKS SMP Kabupaten Klaten, MKKS SD Kabupaten Klaten, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Kabupaten Klaten, dan Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Klaten.

Ketua panitia Gebyar Hadiknas Klaten 2023 sekaligus Ketua MKKS SMP Klaten, Kamidi menyampaikan, kegiatan ini digelar sebagai bagian dari rangkaian agenda peringatan Hardiknas yang diinisiasi Dinas Pendidikan Klaten. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menyukseskan program pemerintah dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Kabupaten Klaten.

“Kegiatan ini sekaligus untuk memotivasi Sekolah Penggerak dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila,” katanya.

Kamidi menyatakan, Gebyar Hardiknas ini diikuti sekitar 400 peserta yang terdiri dari guru TK, SD, SMP, kepala sekolah, dan Korwil Pendidikan di Kabupaten Klaten.

“Kami harapkan kegiatan ini memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Kabupaten Klaten,” harapnya.

Gebyar Hardiknas ini dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Bupati Klaten Sri Mulyani.

Dalam sambutan, Bupati Klaten mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan salah satu upaya dunia pendidikan untuk mengatasi krisis pembelajaran, hilangnya pembelajaran selama Covid 19 dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.

“Perubahan kurikulum pembelajaran dari tahun ke tahun sebenarnya adalah terobosan supaya pendidikan di Indonesia tidak ketinggalan jaman, namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai luhur Pancasila,” tandasnya.

Sri Mulyani mengemukakan, profil Pelajar Pancasila merupakan karakter yang harus dibentuk dan diwujudkan dalam Kurikulum Merdeka. Ini sangat relevan dalam pencapaian pembelajaran dan kurikulum di Indonesia yaitu sejalan dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.

“Saya mengajak kepada segenap stakeholder pendidikan di Kabupaten Klaten untuk terus mengikuti dan meningkatkan kemampuan dalam upaya mengembangkan pendidikan di Indonesia,” paparnya.

Sementara itu Kepala SD Negeri 1 Barenglor, Kecamatan Klaten Utara, Theresia Wiwik Dwi Astuti Mardi Wahyuni menyambut baik diadakannya Gebyar Hardiknas ini.

Pada gelar karya, sebanyak 20 Sekolah Penggerak tingkat SD Angkatan 1 ini menampilkan permainan tradisional kearifan lokal. SD tersebut adalah SDN 1 Barenglor, SDN Bentangan, SD An Najah Jatinom, SD Muhammadiyah Klaten Utara, SD Sinar Fajar Cawas, SD Rabani, SD Muhammadiyah Gantiwarno, dan sebagainya. Mereka menampilkan karya batik, makanan, pupuk, dan berbagai alat permainan tradisional.

“Kita tampilkan permainan tradisional kearifan lokal, karena anak-anak sekarang ini tidak mengenal dan tidak tahu cara memainkannya. Pada kearifan lokal yang pertama, kita tampilkan ketoprak. Dan yang kedua ini adalah permainan tradisional. Kita ingin menghidupkan kembali permainan tradisional. Sebab kalau bermain gadget itu anak-anak kan hanya diam, hanya dua jari jempolnya (yang bergerak). Kalau permainan tradisional ini semua organ tubuh bergerak, anak-anak bisa berolahraga,” paparnya.

Theresia Wiwik Dwi Astuti Mardi Wahyuni menambahkan, dengan permainan tradisional kearifan lokal ini diharapkan anak-anak bangga terhadap kearifan lokal dan permainan tradisional.

“Dan kedua, kita bisa nguri-uri budaya,” ucapnya. (L Sukamta)