KlatenNet – Puluhan desa dari tujuh kecamatan yang berada di tepi Sungai Dengkeng, Klaten, terendam luapan banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (BPBD) Kabupaten Klaten menetapkan keadaan darurat banjir pasca luapan air anak Sungai Bengawan Solo. Tidak hanya warga, puluhan ternak harus dievakuasi.
Ratusan kepala keluarga harus mengungsi karena ketinggian air yang masuk ke pemukiman terus meningkat. Berbeda dengan evakuasi terhadap warga, proses evakuasi sejumlah ternak sapi milik warga di Dukuh Balong Kulon, Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, berlangsung lama. Beberapa ekor sapi ketakutan saat dituntun di antara genangan air yang hampir mencapai setengah meter.
Sebelumnya sekitar 500 warga atau 99 kepala keluarga, sabtu malam telah diungsikan terlebih dahulu. Selain mengevakuasi warga dan ternak sapi, para relawan dan warga terus melakukan patroli keliling kampung untuk mencari warga lain yang mungkin masih tertinggal.
Desa Kragilan merupakan satu diantara puluhan desa lain di tujuh kecamatan berbeda, yang terkena luapan air Sungai Dengkeng. Tujuh kecamatan ini merupakan wilayah yang dialiri Sungai Dengkeng, yakni Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Kalikotes, Trucuk, Bayat, dan Cawas. Setiap kecamatan rata-rata terdiri dari belasan desa. BPBD Klaten telah menetapkan status darurat banjir untuk menyikapi kondisi ini. Data awal menyebutkan, ribuan rumah di sepanjang aliran Sungai Dengkeng tergenang banjir. Selain rumah, banjir juga menggenangi ratusan bahkan ribuan hektar sawah. Sementara sejumlah titik pengungsian warga korban banjir pun masih dalam pendataan ulang.