KlatenNet – Hujan deras yang terjadi sabtu malam(22/2), menyebabkan banjir di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Klaten. Banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Dengkeng, Anak Sungai Bengawan Solo tersebut, merendam ratusan rumah yang berada di kanan kiri sungai.
Hingga minggu pagi(23/2), ketinggian air masih sebatas lutut orang dewasa, atau sekitar satu meter. Hujan deras selama hampir enam jam, ditambah sedimentasi abu vulkanik Gunung Kelud, menyebabkan debit Sungai Dengkeng meningkat dengan sangat cepat. Air sungai pun meluap. Banjir juga diperparah dengan jebolnya sebuah tanggul di Desa Kragilan, Gantiwarno. Aliran air dengan leluasa menggenangi kawasan perkampungan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (BPBD) Kabupaten Klaten, sabtu malam langsung menetapkan darurat banjir untuk tujuh kecamatan, di Klaten. Tujuh kecamatan yang terkena banjir adalah Karangdowo, Cawas, Gantiwarno, Bayat, Wedi, Trucuk, Bayat dan Juwiring. Puluhan desa yang terendam ini, berada di dekat bantaran Sungai Dengkeng, Anak Sungai Bengawan Solo.
Banjir yang terparah di alami warga di Desa Kalikebo, dan juga Desa Kragilan, Gantiwarno. Hingga siang ini, air belum surut dan masih merendam pemukiman. Sementara, meski Desa Kalikebo ketinggian air sempat mencapai hampir satu setengah meter, namun, mingu dini hari, air langsung surut.
Akibat banjir ini, 99 kepala keluarga dari lima ratus kk, terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Berdasarkan data visual dari cctv BPBD Klaten, yang dipasang di Sungai Dengkeng menyebutkan, ketinggian aliran sungai sudah mencapai 180 atau jauh di atas batas normal yang hanya 130.