KLATEN – Aktifitas Gunung Merapi yang fluktuatif memaksa warga sekitar memasang sikap waspada penuh. Tiga desa di lokasi terdekat yakni Balerante, Sidorejo dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten memilih mengaktifkan ronda malam guna memantau gunung teraktif di dunia itu. Ronda malam dimaksudkan sebagai antisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Klaten, Sri Winoto mengungkapkan kalau warga Kemalang sudah rutin melaksanakan ronda malam. Bahkan sejak Gunung Merapi dalam status waspada.
“Benar, saat ini warga desa di Kemalang rutin melaksanakan ronda malam. Tiga desa itu meliputi Balerante, Sidorejo dan Tegalmulyo. Kami di BPBD sering ikut bergabung pemantauan secara insidentil’’ kata Sri Winoto saat dikonfirmasi (Kamis, 10/2).
Terkait target ronda malam warga, sebut Winoto meliputi upaya pemantauan informasi aktifitas Merapi untuk diketahui masyarakat jika ada kondisi penting. Termasuk data pemetaan warga rentan.
“Relawan Merapi sudah terlatih terkait pemetaan. Jadi data warga lansia, ibu hamil, anak-anak sudah tercatat baik. Data itu menjadikan bagian prioritas evakuasi jika Merapi dalam keadaan bahaya. Tim BPBD sering datang berkomunikasi sebagai bentuk tanggung-jawab pemerintah. Biasa teman-teman BPBD pulang malam pantau wilayah Merapi” ungkapnya.
Kepala Dusun (kadus) Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu Rekso Giri (52) menjelaskan kalau di desa makin menggiatkan ronda malam. Apalagi Minggu (6/2) lalu Merapi aktifitasnya meningkat dan mengeluarkan awan panas dan terjadi hujan abu tipis.
“Lokasi ronda malam di Balerante terbagi di empat titik. Yakni meliputi Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Sukorejo dan Gondang. Selain ronda malam, warga juga melakukan pemantauan secara visual di menara pandang. Alarm melalui sirine menara pandang cukup membantu kewaspadaan warga” jelas Jainu saat dihubungi (Kamis, 10/2).
Terkait aktifitas ronda malam, perangkat desa yang juga perintis wisata Kalitalang itu mengungkapkan kalau warganya kreatif sambil jualan kopi. Tentunya hal itu tidak mengurangi aktifitas utama seperti pemantauan dan pemetaan.
“Di Balerante aset warga dicatat. Jumlah ternak, lansia, bumil dan balita menjadi data penting misal ada evakuasi. Sambil ronda malam, warga juga jualan kopi Balerante. Apalagi kopi sekarang sedang booming. Lumayan untuk pengembangan Bumdes dan pendapatan warga” pungkasnya.