Sukses memanfaatkan tanaman lidah buaya sebagai bahan baku olahan pangan, kini warga di padukuhan jeruklegi kalurahan katongan kapanewon nglipar d i y mulai merambah ke sektor wisata. Dengan dukungan dari dompet duafa wisata bernama kampung edukasi aloeland ini secara resmi diresmikan bupati gunungkidul.
Keberadaan kampung edukasi lidah buaya aloe land ini dikembangkan seorang pemuda setempat, alan efendhi dengan didukung bantuan b m t dana insani serta dompet dhuafa yogyakarta sejak tahun 2015 silam. Adapun bantuan terakhir yang diberikan senilai enam puluh juta rupiah digunakan untuk pembangunan fisik serta pelatihan. Menurut pimpinan cabang dompet dhuafa yogyakarta, muhammad zahran pendampingan akan terus dilakukan untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah katongan. Pihak dompet dhuafa sendiri akan tetap berkolaborasi dengan berbagai pihak khususnya pemerintah daerah kabupaten gunungkidul agar kampung wisata edukasi aloe land ini dapat berkembang lebih baik lagi.
Sementara itu bupati gunungkidul sunaryanta yang secara simbolis meresmikan kampung wisata aloevera, dengan menandatangani prasasti juga menyatakan apresiasinya atas kemajuan di kalurahan katongan.
Dalam pengembangkan usaha budidaya sekaligus pengolahan makanan dan minuman berbahan lidah buaya atau aloevera ini, sudah dimulai sejak tahun dua ribu lima belas silam. Mereka sudah mampu mengolah lima ratus kilogram daun lidah buaya menjadi berbagai produk olahan makanan dan minuman setiap hari dengan memanfaatkan lahan seluas tiga hektar di gunugkidul, bantul dan klaten. Sementara omset penjualan sudah mencapai empat puluh juta rupiah per bulan, itu belum termasuk pemasukan dari wisata edukasi dan penjualan oleh-oleh.