Gelar upacara Adat Becekan, Warga Berharap Sumber Mata Air Kembali Muncul


Sleman(klatentv.com)-Pemerintah Desa Glagaharjo dan warga masyarakat Dusun Jetis Sumur Desa Glagaharjo Cangkringan sleman melaksanakan ritual upacara adat Becekan selasa ( 22/10/2019).Upacara adat budaya Becekan yang di gelar setiap tahun secara turun temurun ini dihadiri dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman , Jajaran Muspika kecamatan Cangkringan , Perangkat Desa Glagaharjo , Tokoh masyarakat DesaGlagaharjo dan Warga masyarakat Dusun Jetis Sumur dan sekitarnya.
Upacara adat budaya Becekan ini bertujuan untuk memanggil hujan jika terjadi kemarau panjang,Selain untuk memanggil hujan dengan Ritual Budaya Becekan, warga juga memohon untukmendapatkan kesuburan bagi tanah dan ladang. Tokoh masyarakat setempa, tarno menjelaskan Becekan berasal dari kata “becek” berarti mengandung air atau berair. Atau juga berasal dari makanan yang digunakan warga dalam ritual ini, yaitu “becek” yang merupakan masakan gulai daging kambing.
Dalam pelaksanaanya setelah selesai memasak becek atau gulai daging kambing, rombongan laki-laki berbondong-bondong menuju Sumur tua di dusun Jetis Sumur untuk melakukan Ritual Becekan. Sampai dilokasi ritual Becekan, dengan dipimpin pemuka adat warga memanjatkan doa memohon turun hujan. Selesai memanjatkan doa warga bersama-sama menyantap hidangan yangmereka bawa tadi. Dan inilah tanda berakhirnya Ritual Becekan. Konon setelah dilangsungkannya Ritual Budaya Becekan, tak lama kemudian hujan akan segera turun.
Keunikan dari ritual Budaya Becekan ini adalah seluruh rangkaian ritual dilakukan oleh laki-laki.Termasuk dalam menyembelih, menguliti, hingga mengolah daging menjadi becek atau gulaidaging kambing. Kaum perempuan tidak boleh ikut dalam ritual ini. Tidak ada alasan yang jelas mengapa hanya laki-laki saja yang boleh ikut dalam ritual Becekan ini .