kota (klatentv.com)- pasca hasil outopsi dikeluarkan, Komnas HAM dan Muhammadiyah diminta kembali melakukan advokasi lanjutan terhadap 2 terduga teroris lainnya asal solo yang diduga juga menjadi korban saat ditangkap densus 88 mabes polri. Mereka Yakni Nur Prakoso dan Andika (masih dibawah umur) yang ditangkap Densus 88 pada 29 Desember 2015 lalu.
Permintaan tersebut dikemukakan Ketua The Islamic Study and Action Center (ISAC), Kurniawan. Menurut kurniawan, ISAC memiliki data bahwa Nur Prokoso menbgalami penyiksaan oleh Densus 88 pasca penangkapan di Solo akhir tahun lalu.
“Dalam kesaksiannya Nur Prakoso mengaku ditabrak kendaraannya hingga terjatuh. Setelah pindah disuatu tempat kakinya bahkan diberi balok lalu diinjak-injak. Bagian dada atau perut juga sama,” ujar Kurniawan, Selasa (12/4).
Kemudian, lanjut Kurniawan, bagian kepala ditutup dan dimasukan ke WC, hingga pemukulan bagian alat vital. Akibatnya, lanjut dia, Nur Prakoso mengalami sejumlah gangguan, yakni sulit berjalan, sulit menggerakkan tangan, sakit pada ulu hati dan semua isi perut keluar lewat mulut.
Kondisi tersebut, jelas Kurniawan, mirip dengan kondisi jenazah Siyono, sesuai hasil Autopsi Muhammadiyah yang diumumkan 11 April lalu. Yakni terdapat memar di kepala, tulang rusuk yang patah, tulang dada patah.
“Melihat data tersebut jika dikomparasikan maka sangat mungkin, diduga kuat apa yang dialami pada Nur Prakoso juga dialami Siyono,” tandas Kurniawan.
Sementara Sekretaris ISAC Endro Sudarsono menambahkan, pihaknya meminta kepada Komnas HAM dan Muhammadiyah untuk melakukan advokasi lanjutan terhadap Nur Prakoso dan Andika, yang mengalami penyiksaan serupa.
“Kami Khawatir perlakuan Densus 88 terhadap Nur Prakoso ini sudah menjadi SOP,” pungkas Endro.