klatentv.com – Ratusan petani jeruk desa Randulanang kecamatan Jatinom kabupaten Klaten mengeluh akibat harga jual panennya rendah yakni hanya berkisar Rp. 4 ribu hingga Rp. 6 ribu /Kg. Disamping itu mereka juga mengaku kesulitan saat membutuhkan pupuk anorganik, karena harus membeli lewat kelompok tani setempat.
Hal itu dikemukakan Sriyana petani jeruk setempat saat ditemui di ladang jeruk Siyem, senin (07/09). Sebenarnya hasil panen jeruknya tergolong cukup baik, namun sayangnya harga jual yang dibeli penebas hanya berkisar Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu/Kg ukuran jeruk kecil, dan yang besar hanya Rp. 5 ribu hingga Rp. 6 ribu/Kg. “ Setiap patok dengan luasan tanah sekitar 2000 M2 hanya mendapatkan uang antara Rp 10 juta hingga Rp. 15 juta per tahun “ jelasnya.
Hubungannya dengan pemupukan, Sriyana mengatakan, untuk pupuk kandang petani tidak kesulitan karena umumnya memiliki ternak sapi maupun kambing. Namun untuk pupuk buatan pabrik untuk membelinya mengalami kesulitan dan harus melalui kelompok tani setempat. “ Harga pupuk pabrik jenis ZA antara Rp 85 ribu hingga Rp. 90 ribu/ 50 Kg, Urea antara Rp. 95 ribu hingga Rp. 100 ribu, serta Furadan Rp. 12 ribu setiap Kg dicampur dengan gamping “ tambahnya.
Kepala Desa Randulanang Sumarno saat dijempai di ruang kerjanya membenarkan bila keuntungan petani jeruk diwilayahnya mengalami penurunan. “ Secara keseluruhan jumlah petani jeruk di wilayahnya mencapai 100 an orang, membudidayakan tanaman jeruk jenis Siyem di areal lahan (ladang) sekitar 10 an hektar, pemasarannya dilakukan ke Yogya dan Solo dan daerah sekitar “ jelasnya.
Lebih lanjut Sumarno mengharapkan, petugas dinas terkait hendaknya mau memberikan bantuan maupun sosialisasi agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya maupun penghasilannnya. Disamping juga tidak mengalami kesulitan manakala petani membutuhkan pupuk yang akan digunakan untuk meningkatkan kwalitas tanaman pertaniannya.