“Dhandhang Dunèkaké Kuntûl, Kuntûl Diunèkaké Dhandhang”
adalah peribahasa Jawa yang sangat terkenal untuk menggambarkan ketidakpastian objektif. Padahal objeknya sudah jelas, karena dhandhang itu burung gagak pemakan bangkai, berwarna hitam sedangkan kuntul burung berwarna putih sebagai simbol nilai positif.
Situasi sekarang ini jauh lebih berat karena bukan hitam putih lagi, sehingga seringkali orang tidak menyadari apa yang disebarkannya ternyata berisi kebohongan. Kalau tingkat imbasnya kecil mungkin tidak begitu masalah, tetapi jika ternyata berakibat buruk bisa timbul perkara besar yang berpotensi destruktif.
Itulah yang disebut HOAX atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditulis HOAKS yang berarti informasi bohong. Kadang-kadang kabar, informasi, berita palsu atau bohong ini merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Padahal pembuat berita tersebut tahu bahwa berita yang ia berikan adalah berita palsu.
Bisa jadi kita tidak sadar pernah menjadi penyebar hoaks, meskipun bukan unsur kesengajaan. Karena informasi yang kita terima terlihat bagus dan bermanfaat bagi orang lain. Padahal realitanya tidak seperti anggapan kita.
Jenis penyebaran hoax berikutnya, adalah narasi yang digunakan untuk memberikan keterangan sebuah gambar atau video. Video dan gambarnya benar tetapi narasinya sama sekali tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
Yang lebih parah lagi jika ada pihak yang sengaja memproduk hoax dengan tujuan agar disebarkan oleh orang lain yang berseberangan paham dengannya atau lawannya. Tetapi disetting sedemikian rupa sehingga hoax tersebut seolah dibuat sendiri oleh lawan tersebut dan disebarkannya.
Endingnya sangat mudah ditebak, pihak yang sebenarnya memproduksi hoax tersebut kemudian menertawakan dan memperolok-olok korbannya sebagai pihak yang suka menyebarkan hoax. Dengan kata lain merasa menang dan sangat puas karena jebakannya berhasil.
Maka sebaiknya sebelum menyebarkan berita –‘yang biasanya bombastis’—kita cek dan ricek dulu. Saring sebelum sharing. Sekaligus mengingatkan (jika ada) pihak yang suka memproduksi informasi menyesatkan, baik untuk konsumsi sendiri maupun kepentingan menjebak lawan, berhenti dan bertaubatlah ……
( Sugiyanto Harman )