Klatentv.com-Harapan mbah Poniyem (61) untuk memanen padi miliknya pupus. Hal itu lantaran air dan material pasir Sungai Gamping menimbun sawah miliknya, setelah tanggul non permanen jebol.
pasca banjir senin malam (2/3) nenek Poniyem tampak sibuk memanen tanaman padi yang masih bisa diselamatkan. Sebatang demi sebatang ia tebas menggunakan sabit setelah suaminya selesai membersihkan pasir bercampur tanah yang menutupi tanaman padinya. Setelahnya, ia bersihkan menggunakan air dan kemudian dikumpulkan di pematang. Mbah poniyempun tak bisa menyembunyikan kekecewaanya, pasalanya saat ini harga beras melambung dan panen padi ini diharapkan bisa dijual dengan harga tinggi.
“Seharusnya sudah bisa panen minggu depan, namun apa daya, akibat tanggul jebol air dan pasir masuk dan menimbun tanaman saya ini,” ujarnya, Selasa (3/3).
Ia bercerita, jebolnya tanggul di Dusun Burikan, Desa Burikan, Cawas itu didahului oleh hujan lebat, pada Senin sore (2/3). Karena hal itu, air disungai pun tumpah dan menyebabkan tanggul berlubang hingga tujuh meter panjangnya. Adapun kejadian jebolnya tanggul, terjadi pada pukul 16.00 WIB.
Beruntung hal itu segera diketahui oleh warga sekitar yang langsung bergotong royong menambal. Jika tidak, luapan air akan meluas ke lahan sawah lainnya.
Hal serupa juga dialami Suginem (56), memiliki sepetak lahan sewa dirinya mengaku pasrah karena tak bisa memanen padinya. Sementara para warga bekerja bakti menambal tanggul, ia terlihat memunguti sisa tanaman padi yang masih bisa diselamatkan.
“Ya saya nrima (pasrah-red), wong sudah terjadi mau apalagi. Yang bisa saya lakukan ya memunguti sisa padi,” ujarnya.
Kades Burikan Mariyadi mengatakan, jebolnya tanggul diakibatkan oleh lubang lubag kecil yang dibuat oleh tikus. Dari lubang tersebut, air rembesan sungai memasuki tanggul.
“Kejadian tersebut saya perkirakan karena air masuk mengisi celah yang ada di tanggul. Kalau tidak segera ditanggulangi, maka 20 hektar lahan sawah bisa terendam,” tuturnya.
Jebolnya tanggul, dikatakan Kades Burikan bukan kali pertama terjadi. Setiap musim penghujan, hampir bisa dipastikan ada tanggul yang jebol.
Oleh karenanya, ia meminta perhatian serius dari pemerintah.
Di sisi lain, Kepala seksi (kasi) pengendalian dan pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Supriyanto mengatakan, akan membangun tanggul secara permanen.
Ia mengungkapkan, keadaan sungai di wilayah Cawas, sudah lama menjadi perhatian, pihak BBWSBS