“PRAY FOR SEMERU” : Paku Pulau Jawa itu Bergejolak Dahsyat

“PRAY FOR SEMERU”
Paku Pulau Jawa itu Bergejolak Dahsyat
Gunung Semeru (Gunung Meru) yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur sabtu ( 4/11/2021) sekitar pukul 15.00 wib mengalami erupsi cukup dahsyat. Tanpa mengalami tanda tanda erupsi sebelumnya, semeru “tiba-tiba” erupsi. Gunung yang dikenal sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut ini, memuntahkan jutaan meter kubik material panas dan menimbun rumah serta memakan korban jiwa.

Dari jejak dan catatan berbagai sumber, Erupsi pertama kali Gunung Semeru tercatat pada 8 November 1818. Berpuluh-puluh aktivitas Gunung Semeru kemudian berlanjut dan yang terakhir tercatat adalah pada akhir 2020 lalu sampai Januari 2021 dan hari ini.
Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 mdpl ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Meski dikenal sebagai salah satu gunung yang aktif mengeluarkan semburan awan panas. Namun semeru masih menjadi salah satu gunung yang menarik para pendaki.
Erupsi di Gunung Semeru memang memiliki sejarah panjang dari tahun ke tahun yang menarik untuk diketahui. Berikut ini penjelasan sejarah erupsi Semeru dari tahun ke tahun.
1. Letusan Semeru pertama tahun 1818
Gunung dengan tipe strato ini tercatat meletus pertama kali sekitar 200 tahun lalu, tepatnya pada 8 November 1818. Beberapa letusan juga sempat kembali terjadi di tahun 1800-an di antaranya tahun 1829, 1839, 1832, dan masih ada beberapa tahun lagi.
2. Letusan Semeru tahun 1994
Salah satu letusan Gunung Semeru terdahsyat yang terjadi di tahun 1900-an adalah di tahun 1994.
Ketinggian asap putih saat itu mencapai 500 meter dengan guguran lava sejauh 1 km. Erupsi Gunung Semeru saat itu sampai menelan korban jiwa sebanyak 7 orang yang hanyut terbawa lahar.
3. Letusan Semeru tahun 2002
Gunung Semeru juga kerap mengeluarkan awan panas di tahun 2000-an, salah satu yang terbesar terjadi di tahun 2002, tepatnya 23 Desember 2002.
Saat itu, warga di sekitar Gunung Semeru terpaksa merayakan Natal di tengah kepanikan.
4. Letusan Semeru tahun 2020
Sebelum meletus sore ini (4/12/2021), Gunung Semeru terakhir meletus pada 1 Desember 2020. Letusan bahkan masih kembali terjadi pada pertengahan Januari lalu.
Beruntungnya, saat itu guguran awan panas dan lava pijar dari Gunung Semeru tidak sampai memakan korban jiwa. Semoga letusan Gunung Semeru sore ini juga tidak memakan korban jiwa dan warga di sekitar dengan cepat dapat dievakuasi.
Seperti itulah sejarah erupsi Semeru yang dimulai sejak tahun 1818 hingga sekarang.

Sebagaimana gunung manapun yang memiliki kemenarikan dari sisi panorama, cerita, legenda dan mitos tersendiri. Semeru juga memiliki daya tarik, Selain panorama lavender, terdapat Danau Ranu Kumnolo serta pemandangan eksotis yang menjadi pemikat bagi para pendaki dan pecinta alam.
Dari sisi legenda, gunung ini juga menyimpan legenda mistis dan sejarah yang sangat menarik, bahkan memiliki julukan sebagai “paku pulau Jawa”.
Dalam buku “Soe Hok Gie, Sekali Lagi: Buku, Pesta, dan Cinta di Alam Bangsanya”, yang ditulis Rudi Badil, dkk diberitakan bahwa ada sebuah kitab kuno bernama “Tantu Pagelaran” yang diyakini berasal dari abad ke-15.
Di dalamnya dicatat bahwa suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di atas lautan. Dalam legenda itu diceritakan, Batara Guru (Sang Hyang tunggal) meminta para dewa dan raksasa untuk memindah Gunung Mahameru di India sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak. Gunung Mahameru kemudian diletakkan di barat Pulau Jawa. Namun, karena bagian timur pulau ini terjungkit ke atas, akhirnya Gunung Mahameru dipindahkan ke timur.
Dalam perjalanan pemindahan ini, Gunung Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Diantara “ceceran” tersebut adalah Gunung Lawu yang ada di Karanganyar, Jawa Tengah. Ketika Gunung Mahameru berhasil diletakkan di sebelah timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara. Sehingga, dikisahkan ujung gunung tersebut dipotong dan potongannya itu diletakkan di barat laut. Potongan gunung tersebut diberi nama Gunung Pawitra yang kini dikenal sebagai Gunung Penanggungan.

Sementara Versi lain dari The Seven Summits of Indonesia tulisan tulisan Hendri Agustin, dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Semeru diyakini adalah napak dari Gunung Agung yang ada di Bali. Dalam The Seven Summits of Indonesia dicatat, orang yang pertama kali mendaki Gunung Semeru adalah ahli geologi dari Belanda bernama Clignet di tahun 1838. Dia mendaki dari arah barat daya melalui pintu Widodaren.
Sedangkan dalam catatan sejarah pendakian semeru selanjutnya adalah pada tahun 1911 yang dilakukan oleh Van Gogh dan Heim melalui lereng urara. Di tahun 1945, ada seorang ahli botani Belanda yang mendaki melalui jalur utara, yaitu Ayek-ayek, Inder-inder, dan Kepolo. Pasca pendakian di tahun 1945 tersebut, pendakian ke Gunung Semeru pada umumnya dilakukan dari arah utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo, seperti yang banyak dilakukan saat ini.

(Dari berbagai Sumber )