Puluhan Warga Rebutkan Gunungan di Sendang Simbarjoyo

KLATENtv.com- Ribuan warga Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, ikut meramaikan tradisi bersih desa dengan menyaksikan kirab gunungan hasil pertanian, berupa sayur dan buah-buahan di Sendang Simbarjoyo, Jumat siang (16/10).
Arak-arakan kirab dipimpin langsung Kepala Desa Jonggrangan Sunarna SE bersama warga dan puluhan siswa SMA Negeri 3 Klaten. Ada yang membawa gunungan nasi tumpeng, gunungan sayur-buah, ada yang membawa ketela, jagung dan aneka hasil pertanian lainnya.

Meskipun tidak ada suara musik hadroh atau drumband yang mengiringi arak-arakan, namun suasana tetap khidmat menuju Sendang Simbarjoyo.

Setelah sampai di Sendang, ada penampilan tiga orang warga dengan menari gambyong dan serta lantunan musik campursari dan dangdut atau irama melayu. Muspika Klaten Utara, Wakil Ketua DPRD Klaten Yoga Hardaya, Paguyuban Kepala Desa, Kepala UPTD Pendidikan Klaten Utara, Ketua RT/RW dan tokoh masyarakat, terlihat duduk di ruang tamu kehormatan mendukung tradisi bersih desa yang digelar tiap jumat pertama bulan Suro atau Muharram.

“Kita sudah tiap tahun menggelar bersih desa di Sendang Simbarjoyo ini, dan harapannya tentu ada keberkahan dan anugerah Tuhan buat warga di Desa Jonggrangan ini. Warga Desa Jonggrangan ini selalu diberikan rizki yang berkah, panjang umur, dan dikabulkan hajatnya, amin,” jelas Kades Sunarna.

Ketua panitia Dwi Agus Basuki menyatakan, kegiatan tradisi bersih desa ini untuk menyatukan hati warga agar dijauhkan dari segala mara bahaya atau bencana. Warga bertekad untuk tetap melestarikan tradisi bersih desa di Sendang Simbarjoyo ini.
Warga Desa Jonggrangan, jelasnya, mengakui kalau keberadaan sendang Simbarjoyo ini tetap membawa keberkahan dan warga dari semua unsur masyarakat berkumpul, dan sama-sama merebutkan gunungan sayur dan buah.

“Hal ini dimaksudkan bahwa hidup ini akan sukses jika kita mau berusaha dengan bekerja, seperti meraih buah atau sayur yang ada di puncak gunungan tanpa mau rebutan, artinya kerja keras, keinginan susah dicapai,” jelas Dwi Agus Basuki.