Ceper (klatentv.com) – Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Pola Kemitraan Angkatan IX di Balai Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten selama tiga hari, dari Rabu sampai Jumat (26-28/7/2023).
Ketua Pelaksana Bimbingan Teknis, Nuri Kusrini, Kamis (27/7/2023), menjelaskan, Bimtek ini bertujuan untuk mewujudkan kemitraan yang saling menguntungkan, menumbuhkan jejaring usaha yang solid, dan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk (tembakau).
“Sedang keluaran atau hasil yang diharapkan dari Bimtek ini yaitu terciptanya sistem kemitraan dan jaringan pemasaran yang kuat, terwujudnya nilai jual yang tinggi, dan terwujudnya kesejahteraan baik secara individu ataupun dalam kelompok tani,” katanya.
Nuri Kusrini menyampaikan, Bimtek ini diikuti 30 petani dari Desa Pokak, Pasungan, Mlese, Jombor, Kurung, dan Kujon.
“Sedang metode Bimtek berupa ceramah, diskusi dan tanya jawab, brainstroming, simulasi, praktek, kunjungan lapangan, dan sebagainya. Kegiatan Bimtek ini dibiayai dari anggaran DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau tahun 2023,” ujarnya.
Sedang narasumber Bimtek dari Pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Juwandi mengatakan, bisnis tembakau itu sangat menguntungkan, sehingga menarik minat pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Sayangnya, hal tersebut mengurangi keuntungan petani. Sedangkan industri rokok tidak mendapatkan tembakau yang sesuai.
“Untuk memperbaiki kondisi tersebut, maka industri rokok melakukan kemitraan dengan petani. Hingga saat ini terdapat dua model kemitraan, yaitu kemitraan penuh atau kemitraan terbatas,” tandasnya.
Juwandi menyatakan, untuk mencapai kemitraan yang lebih baik perlu perhatian dan perbaikan agar dapat menguntungkan industri rokok dan memotivasi petani menjadi lebih profesional serta mandiri.
“Bimtek ini untuk meningkatkan kapasitas, ketrampilan, dan profesionalisme petani. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan baku (tembakau), yang merupakan salah satu program yang didanai DBHCHT,” terangnya.
Juwandi memaparkan, agar petani tembakau bisa sukses, maka ia harus satu, memilih dan mengolah lahan yang baik. Karena lahan tanaman tembakau itu butuh air, tetapi juga harus bisa mengalirkan air. Dua, menanam tembakau pada saat yang tepat, yaitu di bulan Mei atau awal Juni. Tiga, memilih (atau membuat) bibit tembakau yang baik. Empat, memperhatikan perawatan tanaman. Dan lima, perlakukan saat panen dan pasca panen.
“Prinsipnya, sukses itu milik semua orang, yang mau bekerja keras, mau belajar, dan terus berinovasi. Agar bisa sukses, maka petani harus menjalin kemitraan,” ungkapnya.
Kegiatan Bimtek ini disambut baik oleh para peserta.
“Kegiatan Bimtek ini sangat baik untuk para petani. Karena petani mendapat banyak pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan bagaimana cara menanam dan merawat tanaman tembakau yang baik. Dan semoga, kami mendapat kemitraan pada musim tanam tembakau yang akan datang. Sehingga para petani menjadi semakin sejahtera,” harap Sudarno, petani dari Desa Pokak.
Dalam Bimtek ini, para peserta juga mendapat kesempatan untuk studi langsung ke lahan tanaman tembakau di Desa Pokak dan Desa Mlese. Peserta melihat langsung tanaman tembakau yang sudah ditanam petani setempat dengan usia tanam yang berbeda. (L Sukamta)