Merapi Siaga: 10 Desa Di 4 Kabupaten Diingatkan Siaga Erupsi

kota (klatentv.com)-Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status aktivitas Gunung Merapi dari ‘Waspada’ (level II) menjadi ‘Siaga’ (level III) mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB. Sepuluh desa di Kabupaten Sleman, Klaten, Boyolali, dan Magelangpun di ingatkan untuk siaga menghadapi erupsi merapi.

“Kesimpulan berdasarkan evaluasi data pemantau, aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Sehubungan dengan itu, maka status aktivitas Merapi ditingkatkan dari ‘Waspada’ level II menjadi ‘Siaga’ level III berlaku mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida Kamis (5/11).

letusan Merapi ini bisa terjadi setiap, iga desa di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Glagaharjo, Kepuharjo, dan Umbulharjo diminta bersiap diri. sementara daerah bahaya di Jawa Tengah, meliputi Desa Ngargomulyo, Krinjing, dan Paten di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang; Desa Tlogolele, Klakal, Jrakah di Kecamatan Selo, Boyolali; serta Desa Tegal Mulyo, Sidorejo, dan Balerante di Kecamatan Kemalang, Klaten.

Penambangan pasir di alur sungai berhulu Merapi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III juga diminta segera berhenti. Pelaku wisata pun diminta tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk pendakian.

Aktivitas vulkanik Merapi meningkat sejak letusan eksplosif pada 21 Juni 2020. Saat itu kegempaan internal (VA), vulkanik dangkal (VB), dan fase banyak (MP) mulai meningkat.

Sebagai perbandingan, pada Mei 2020, gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali. Namun pada Juli 2020 gempa VA terjadi enam kali, VB 33 kali, dan MP 339 kali.

Pemendekan jarak baseline electronic distance measurement (EDM) di sektor barat laut Babadan terjadi sebesar empat centimeter sesaat setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020. Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar tiga milimeter per hari sampai September 2020.

Sejak Oktober 2020, gempa pun terus meningkat. Pada 4 November, terjadi 29 kali gempa VB, 272 kali MP, dan guguran 57 kali, embusan 64 kali dalam sehari. Laju pemendekan EDM mencapai 11 centimeter per hari.

Data tersebut melampaui data kondisi Merapi menjelang munculnya kubah lava pada 26 April 2006. Namun angka itu lebih rendah jika dibandingdata erupsi 2010 silam.

Sampai saat ini, aktivitas kegempaan dan deformasi Merapi terus meningkat. Atas kondisi itu, Merapi kemungkinan mengalami proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Adapun potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas berlangsung maksimal hingga lima kilometer.