Dzikir tahlil dimakam ki agung sawungrono, pelang, klego, boyolali.
bulan sya’ban atau ruwah sejak dari dulu para nenek moyang kita mengadakan sadranan di makam leluhur, hal ini terus dilestarikan khususnya masyarakat jawa pada hari rabu pon tanggal 23 maret atau 20 sya’ban 1443 hijriyah, masyarakat dukuh pelang bade, klego, boyolali mengadakan dzikir tahlil yang ditujukan kepada arwah ki ageng sawungrono.
Dzikir ini diikuti masyarakat sekitar bahkan ada yang datang dari surabaya, jakarta, dan semarang mengikuti dzikir tahlil yang dipimpin oleh al ustad muhamad selamet dan acara ini dihadiri oleh kepala desa bade, bapak haryono.
tak ketinggalan pelukis Ki Djoko Sutedjo ikut serta dzikir tahlil bersama-sama masyarakat. dalam sambutannya, lurah haryono mengatakan bahwa selama ada pandemi lebih kurang 3 tahun belakangan ini sadranan di makam sawungrono ini tidak diadakan. kali ini karena atas permintaan masyarakat banyak agar diadakan dzikir tahlil akhirnya terlaksana dengan khusyu dan hikmat secara sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan. menurut ki Djoko Sutedjo menurut cerita orang orang tua dahulu bahwa ki ageng Sawungrono atau raden kertawijaya raja dari majapahit, tahun 1447-1451 putra dari prabu Wikrama wardhana raja majapahit, diambil dari buku sejarah.